BBM Bersubsidi Harus Naik, Jika Tidak…
Sumber: Radarpena.com

Nasional / 2 October 2014

Kalangan Sendiri

BBM Bersubsidi Harus Naik, Jika Tidak…

Lori Official Writer
8755
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]-->

Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) masih saja menjadi dilema besar pemerintahan baru Joko Widodo – Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Meski belum memastikan besar kenaikan BBM bersubsidi, namun sejumlah pihak menilai bahwa isu kenaikan sebesar Rp 3000 per liter, yang akan mulai diberlakukan sejak November 2014 mendatang sudah tepat.

Menurut penasehat Tim Transisi Jokowi-JK, Luhut Panjaitan, ada alasan kuat kenaikan harga BBM itu harus dilakukan. Dia membeberkan bahwa kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam keadaan krisis. “Tidak ada pilihan lain. BBM bersubsidi harus dinaikkan. Jika tidak, defisit kas negara tidak dapat ditanggulangi,” ungkap Luhut seperti dikutip dari Merdeka.com, Selasa (30/9).

Luhut menjelaskan bahwa saat mulai menjabat, Jokowi sudah diwariskan total defisit kas negara sebesar 7.2 miliar USD. Sangat dikhawatirkan bila nantinya, Jokowi tak mampu mengelola negara dalam kondisi demikian. “Saat masuk kantor nanti, Presiden Jokowi dihadapkan pada defisit anggaran mencapai Rp 27 triliun dan carry over BBM subsidi Rp 46 triliun. Total kas negara yang kosong mencapai 7.2 miliar USD,” terangnya.

Luhut berpandangan jika harga BBM dinaikkan, maka akan sangat menghemat anggaran ratusan triliun. Rencana kenaikan BBM sebesar Rp 3000 per liter diperkirakan dapat menghemat 13-14 miliar USD.

Namun di sisi lain, rencana kenaikan BBM ini ternyata diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap peningkatan inflasi. Pihak Bank Indonesia (BI) telah memperkirakan inflasi yang akan dihadapi pemerintahan Jokowi-JK berkisar 8.5 persen – 9 persen.

“Skenario fiskal 2014 jika tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, maka inflasi hingga akhir tahun 5.32 persen. Jika ada kenaikan Rp 3000 pada November, inflasi bisa mencapai 9 persen,” terang Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, saat diskusi bersama di Jakarta, Jumat, 19 September 2014 silam.

Namun kepastian pemberlakuan kenaikan BBM itu masih belum pasti. Jokowi secara pribadi menegaskan masih dalam proses perhitungan. Belum ada keputusan sentral bahwa kenaikan itu akan diberlakukan sebelum dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2014 nanti.

Sumber : Merdeka.com/Detik.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami