Ada Tuhan di Balik Bencana

Kata Alkitab / 19 January 2014

Kalangan Sendiri

Ada Tuhan di Balik Bencana

Yenny Kartika Official Writer
22607

Bencana demi bencana melanda Bumi Pertiwi kita. Di awal tahun 2014 ini, kita berduka atas bencana banjir di Jakarta, Manado dan erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan daerah lainnya di Indonesia.

Bencana-bencana ini telah menghasilkan kesedihan, belas kasihan, korban-korban, penyesalan, dan pertanyaan-pertanyaan.

 

Bagaimana kita meresponi atau menanggapi bencana?

Mazmur 66 berisi nyanyian pujian yang ditujukan bukan untuk tragedi yang sedang terjadi, tetapi untuk pekerjaan tak terlihat yang dilakukan Allah selama krisis terjadi. Pada ayat-ayat ini, dengan jelas dilukiskan seorang yang bergantung pada kebesaran Tuhan selama ia mengalami masalah. Beberapa orang percaya bahwa mazmur ini ditulis seseorang (tak diketahui namanya) setelah Hizkia dibebaskan dari masa penderitaan yang besar.

Di bagian akhir pasal, para pembaca disebut sebagai ‘kamu sekalian yang takut akan Allah’ ([kitab]mazmu66:16[/kitab]). Di sepanjang pasal, pemazmur memberi petunjuk bagi orang-orang yang takut akan Allah mengenai respon yang seharusnya diberikan saat krisis menghadang. Ini merupakan nasihat yang berguna bagi orang Kristen.

 

“Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah” (Mazmur 66:5)

Bencana alam, seperti halnya penyakit dan kecelakaan, membuat kita seringkali bertanya-tanya tentang moralitas dan sifat Allah. Perdebatan tentang peran Allah dalam bencana sudah pernah terjadi ribuan tahun lalu, bahkan sebelum Yesus lahir ke dunia (Ayub adalah contohnya).

Sebagai orang Kristen, bagaimana kita seharusnya meresponi bencana atau tragedi dalam hidup ini?

Orang-orang Kristen yakin akan kebijaksanaan dan kedaulatan Allah, dan tidak mengganggap Dia (pernah) berbuat kesalahan.

 

“Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku” (Mazmur 66:17)

Saat menghadapi malapetaka atau bencana, pengikut Tuhan memiliki akses ke tahta sorgawi ([kitab]ibran4:14-16[/kitab]). Pemazmur pun berseru kepada Allah. Kata-katanya menunjukkan ketergesa-gesaan dan keputusasaan. Dan sesuai dengan firman-Nya, “Allah telah mendengar” dan menunjukkan belas kasihan-Nya ([kitab]mazmu66:19[/kitab]). Di tengah-tengah bencana alam, kita sepatutnya berdoa meminta anugerah dan belas kasihan Allah bagi:

-mereka yang terluka/tersakiti secara pribadi,

-mereka yang berduka karena kehilangan nyawa dan tempat tinggal,

-mereka yang takut dan khawatir akan apa yang harus dilakukan atau kemana harus pergi,

-mereka yang bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, dan

-mereka yang berusaha memberikan bantuan di lapangan.

 

Percayalah kepada Allah – “Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup” (Mazmur 66:9)

Di masa krisis sekalipun, orang-orang yang setia kepada Allah telah mengangkat tangan mereka kepada Bapa di sorga. Kita pun bisa mengikuti teladan mereka. Coba lihat kebenaran tentang Allah berikut ini.

 

Allah tidak pernah berubah – [kitab]Yakob1:17[/kitab]

Allah itu tegas dan tindakannya selalu jelas. Dia tidak pernah sesekali jahat atau sesekali baik, dalam tindakan maupun niat-Nya kepada kita. Allah tidak seperti manusia.

 

Allah itu mandiri

Dia telah menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia adalah Dia. Allah dapat hadir terpisah dari manusia. Justru kita seharusnya bersyukur bahwa Allah mau turut campur dalam kehidupan manusia.

 

Allah itu baik, pengasih, penyayang, dan penuh belas kasihan

Kebaikan dan belas kasihan Allah tidak membuat Ia menahan keadilan dalam menghadapi amoralitas.

 

Allah berdaulat secara mutlak di alam semesta ini

Allah berdaulat atau berkuasa atas segala sesuatu untuk dijadikannya sesuai dengan kehendak-Nya. Percayalah kepada kebijaksanaan Allah ketika Anda sulit memahami rancangan-Nya yang besar. Sesederhana itulah.

 

Kesimpulan

Pepatah kuno ini sangatlah tepat: “Dari selama-lamanya, Allah mengizinkan segala sesuatu terjadi, dan Ia tak henti-hentinya menegakkan, mengarahkan, dan memerintah semua kejadian; namun demikian Ia tidak menjadi pembuat kesalahan atau setuju akan kekeliruan; Ia juga tidak menghancurkan kehendak bebas dan tanggung jawab yang dimiliki ciptaan-Nya yang cerdas.”

 

Sumber:

Jerry Gifford dari First Baptist Church, Kentucky, AS

 

BACA JUGA:

Ide Bisnis Menarik di Musim Hujan

Mengenal Leptospirosis, Penyakit di Musim Banjir

Angelina Jolie Sutradarai Film Kristen, Unbroken

Kisah Nyata Rahul yang Ketagihan Pijat Plus-plus Sejak Remaja

Franky, Being Trapped in Blood Covenant with Lucifer

A True Story of a Queen of the Witch who Sold Her Soul

Superbook Bantu Korban Topan Haiyan Atasi Trauma

The Daniel Plan: 40 Days to a Healthier Life

Semangat untuk Alami Mujizat-Nya di Tahun 2014

Tahun Ini Pulau Terluar Indonesia Dipenuhi Bandara Perintis

Jerman Bantu Suriah Musnahkan Senjata Kimia

Cuaca Dingin di AS, Danau Dipenuhi Es Seukuran Bola Basket

IMAGO, Ajak Anak Muda Berkarya Kreatif, Inspiratif, dan Positif

Sumber : Jerry Gifford | Jawaban.com | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami