Kisah Nyata Devina, Gadis Muda yang Minder Karena Fisiknya

Family / 10 January 2014

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Devina, Gadis Muda yang Minder Karena Fisiknya

Budhi Marpaung Official Writer
18841

Namaku Devina. Usiaku kini 15 tahun. Saat ini aku bersekolah di SMAK II BPK Penabur, Bandung, Jawa Barat.

Memiliki tubuh yang sesuai dengan orang-orang seusiaku adalah impianku, namun itu sepertinya tidak akan pernah terwujud. Juvenal kronik atritis atau peradangan sendi pada anak adalah penyebabnya.

Berawal jatuh dari kursi ketika aku berusia 3 tahun, kakiku yang saat itu diobati dengan cara diurut ternyata menyisahkan masalah yang lebih besar. Selama 3 bulan aku justru tidak bisa jalan.

Saat dibawa ke rumah sakit, keluarga dan aku pun akhirnya tahu bahwa aku menderita Juvenal kronik atritis. Dokter pun mulai memberikan aku obat. Bukannya pulih, kakiku justru terlihat bengkok.

Untuk mengatasi itu pun, dokter menyarankan keluarga agar aku dipakaikan sepatu besi. Jadilah saat mulai taman kanak-kanak, aku pun mengenakannya.

Mungkin karena dianggap aneh, teman-teman TK aku selalu meledek-ledek. Sakit rasanya mendengar cemoohan mereka. Aku pun hanya bisa menangis dan mengadu ke papa-mama.

Berjalannya waktu, perasaan minder mulai merasuki diriku. Saat teman-teman yang lain beranjak tinggi, aku justru tetap pendek. Aku menjadi pribadi yang tertutup. Teman-temanku waktu itu bisa dihitung pake jari.

Suatu waktu, seorang kakak kelas mengajak aku mengikuti sebuah komunitas. Pertamanya, aku menolak karena aku takut tidak diterima lagi disana. Dorongan dan jaminan dari sejumlah temanku pada akhirnya meluluhkan hatiku.

Tiba di dalam komunitas itu, aku justru kaget bukan main. Mereka ternyata begitu ramah dan menerima aku apa adanya. Teman-teman komunitas mendorong aku untuk menghadiri sebuah ibadah khusus yang diberi nama ibadah encounter. Tanpa ragu, aku pun mengiyakannya.

Selama berada di dalam ibadah encounter itu, diriku benar-benar diubah. Sesi demi sesi yang kuikuti membalikkan semua pikiran yang salah yang selama ini aku pegang. Gambar diriku pun dipulihkan disana.

Pulang ke rumah, aku membawa hati dan paradigma yang baru. Aku tidak lagi merasa minder. Dukungan dari teman-teman sekitarku dan Tuhan Yesus yang menjadi Tuhan atas hidupku membahagiakan hidupku.

Aku bersyukur kepada-Nya atas semua berkat yang aku terima ini. Tanpa kusadari, kehidupanku setelah diubahkan oleh Tuhan Yesus justru memberi inspirasi bagi hidup teman-temanku yang lain. Semenjak itu, teman-temanku pun semakin bertambah.

Terima kasih ya Tuhan Yesus atas segala kebaikan yang Engkau berikan ini !

Sumber kesaksian :

Devina

Sumber : V130213182221
Halaman :
1

Ikuti Kami