Menjaga Jalur Komunikasi Tetap Terbuka
Sumber: ciricara.com

Pelayanan Anak / 21 September 2014

Kalangan Sendiri

Menjaga Jalur Komunikasi Tetap Terbuka

Hevi Teri Official Writer
2583


”Engkau harus menanamkan [perintah-perintah Allah] dalam diri putramu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan dan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”—Ulangan 6:7.

Tren untuk bekerja lembur sedang meningkat. Apabila suami maupun istri bekerja, dampaknya sangat serius terhadap anak-anak. Waktu yang digunakan banyak orang tua dengan anak-anak mereka semakin berkurang. Sewaktu di rumah, orang tua harus melakukan tugas rumah tangga dan pekerjaan lainnya, sehingga mereka mungkin sangat letih dan lelah. Dalam keadaan seperti itu, bagaimana komunikasi dengan anak-anak dapat tetap lancar? Kesempatan untuk bercakap-cakap mungkin muncul jika Saudara dan anak-anak melakukan tugas rumah tangga bersama-sama. Seorang kepala keluarga bahkan menyingkirkan TV, terutama supaya memiliki lebih banyak waktu untuk bercakap-cakap dengan anak-anaknya. Ia berkomentar, ”Pada mulanya anak-anak merasa bosan, tetapi sewaktu saya bermain teka-teki gambar bersama mereka dan membahas buku-buku yang menarik, mereka akhirnya terbiasa dengan perubahan itu.”

Penting agar anak-anak sejak dini terbiasa berkomunikasi dengan orang tua mereka. Jika tidak, sewaktu anak-anak beranjak dewasa dan mungkin menghadapi problem, mereka tidak akan memandang orang tua mereka sebagai sahabat untuk mencurahkan unek-unek. Bagaimana Saudara dapat membantu agar mereka lebih terbuka? Amsal 20:5 berkata, ”Rancangan dalam hati manusia adalah seperti air yang dalam, tetapi orang yang berdaya pengamatanlah yang akan menimbanya.” Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan sudut pandangan seperti ”Bagaimana menurutmu?”, orang tua dapat menggugah anak-anak untuk mengutarakan pikiran dan perasaan mereka.

Apa yang akan Saudara lakukan jika anak Saudara membuat kesalahan yang serius? Pada saat itulah si anak membutuhkan perhatian yang baik hati. Kendalikan emosi sementara Saudara mendengarkan anak Saudara. Seorang ayah mengatakan tentang cara ia menghadapi situasi seperti itu, ”Sewaktu anak-anak berbuat salah, saya berupaya untuk tidak bereaksi secara berlebihan. Saya duduk dan mendengarkan apa yang ingin mereka katakan. Saya berupaya memahami duduk persoalannya. Sewaktu saya merasa sulit untuk mengendalikan amarah, saya menunggu sejenak dan menenangkan diri.” Jika Saudara mengendalikan emosi dan membuka telinga lebar-lebar, koreksi yang Saudara berikan akan lebih mudah diterima.


>>> Dapatkah Alkitab Membantu Saudara Mendidik Anak?


sumber : perpustakaan online menara pengawal

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami