Konflik dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Hal ini wajar terjadi di dalam kehidupan manusia pada siapa saja tanpa memandang apapun. Karena itu, penting untuk mengajarkan pada anak-anak tentang rasa marah. Anak-anak dapat belajar bahwa rasa marah itu adalah sesuatu yang wajar, tapi rasa marah yang tidak menyakiti sesama.
Di dalam mengajarkan rasa marah, mereka jadi mudah mengenali perasaan tersebut dan tahu bagaimana mengendalikannya. Mereka jadi bisa belajar teknik menenangkan diri dan mengkomunikasikan rasa marah yang dirasakan dengan benar / positif. Berikut empat cara yang bisa diajarkan pada anak untuk menghadapi kemarahan mereka, yaitu :
Ajari Mereka Mengendalikan Rasa Marah
Kemarahan bisa dikendalikan. Tugas orangtua adalah mengajari anak-anak bagaimana caranya mengendalikan rasa marah ketika hal itu terjadi. Beritahukan mereka dengan lembut dan beri contoh nyata bagaimana sikap yang harus dilakukan ketika sedang marah. Bisa juga mengajari anak dengan menuangkan amarah lewat tulisan.
Jangan Marah Ketika Anak Marah
Saat anak mulai merengek, kerapkali orangtua tidak bisa menahan emosinya. Hal ini membuat anak semakin marah bahkan jadi pemarah. Coba tenangkan diri dan rileks dalam menangani anak Anda. Tunjukkan pada anak kalau marah itu boleh tapi yang wajar saja. Tunjukkan dengan perbuatan dan anak-anak melihat sekitarnya dan meniru.
Jangan Hanya Diam
Sifat yang dibangun dari kecil akan mengakar di dalam dirinya. Jadi jika anak sering marah, Anda sebagai orangtua jangan hanya diam. Didiklah mereka dengan sabar. Rangkul anak dan ajak diskusi bersama. Dengarkan mengapa mereka bisa marah, tapi jelaskan pada mereka bahwa alasan mereka harus dikemukakan dengan tenang, kemudian carilah jalan keluarnya.
Saat Melihat Kemarahan yang Berlebih
Marah yang tidak dapat dikontrol harus dihentikan karena dapat membahayakan. Jika si buah hati bertindak di luar batas wajar dan marah-marah, cobalah untuk memberitahu mereka. Beritahu dengan tegas sebagai orangtua tapi juga lembut. Berikan konsekuensi jika dirasa perlu saat anak kembali melanggarnya.