Kekecewaan Orangtua terhadap Anak
Sumber: nurhidayah26.wordpress.com

Pelayanan Anak / 16 September 2014

Kalangan Sendiri

Kekecewaan Orangtua terhadap Anak

Hevi Teri Official Writer
4916

Kecenderungan orangtua adalah memiliki tuntutan atau harapan, harapan kita sebetulnya adalah anak kita itu seharusnya lebih baik dari pada kita, atau sekurang-kurangnya sama dengan kita. Waktu anak kita tiba-tiba melakukan atau menjadi yang tidak kita inginkan seringkali kita terluka. Penyebab kenapa orang tua kecewa terhadap anaknya adalah sbb :

  1. Kekecewaan muncul dari konsep yang keliru tentang anak. Dalam ilmu terapi keluarga ada satu istilah yaitu self extension, perpanjangan diri, adakalanya orang tua menjadikan anak sebagai perpanjangan dirinya untuk mengkompensasi atau menambal lubang yang ada pada diri orang tuanya.
    Maksudnya adalah kita ini tidak mampu mencapai standar atau tujuan kita, kita mengharapkan anak kita yang menyambung dan akhirnya berhasil mencapai standar atau tujuan yang kita harapkan. Sewaktu anak-anak tidak mencapai perpanjangan atau mencapai tujuan yang kita dambakan kita merasa kecewa.

Dalam hal ini yang perlu dilakukan orang tua adalah ? harus melihat anak kita seperti apa adanya, jadi Tuhan memberikan anak kepada kita dengan rancangan Tuhan bukan rancangan orang tua.

Anak memang titipan Tuhan dan apa yang dia bawa adalah dia bawa dari Tuhan, namun tidak berarti Tuhan mempunyai rencana yang jelek untuknya. Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuknya seperti juga untuk kita.

Cara kita mengenali kemampuan atau karuna anak :

a. Memberikan kesempatan, yaitu memintanya untuk mencoba.

b. berbincang-bincang dengan si anak agar kita tahu minat si anak yang dia sungguh-sungguh senangi.

Cara mengatasi kekecewaan kita sebagai orang tua, karena kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan kita (misalkan dalam hal anak mencari jodoh) adalah :

a. Kita harus komunikasikan seperti apa adanya bahwa kita tidak setuju. Dan seharusnya kita mengkomunikasikan seturut dengan Firman Tuhan jadi bukan karena selera pribadi kita tapi memang sesuai dengan kehendak Tuhan. Misalkan menikah dengan yang tidak seiman, sebab firman Tuhan jelas meminta kita menikah dengan yang seiman bukan dengan yang tidak seiman, jadi alas an itulah yang kita sajikan kepada dia.
Kita harus telan atau menerima seandainya arahan kita tidak diterima oleh anak. Sebab anak mempunyai kehendak sendiri dan pada akhirnya semua orang tua harus menyadari bahwa anak itu terpisah dengan dirinya. Pada akhirnya kita harus sadari dia adalah seorang individu yang bebas.

b. Kita harus mengevaluasi tuntutan dan harapan kita. Misalnya tentang konsep perpanjangan diri, perpanjangan diri sebetulnya bersumber dari kita yang belum bisa terima diri kita atau keadaan kita apa adanya. Banyak orang tua harus berdamai dengan dirinya terlebih dahulu yaitu bersedialah menerima diri sehingga tidak menjadikan anak sebagai perpanjangan diri.

Amsal 15:16,17. "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan Tuhan dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian."

Jadi saya kira intinya adalah tuntutlah sesimpel mungkin, harapkanlah sesederhana mungkin, nah yang sederhananya itu apa? Saya kira tuntutan nomor satu adalah yang paling sederhana anak kita itu bisa kenal Tuhan Yesus hidup dalam takut akan Tuhan itu yang sederhana.

Jadi Firman Tuhan memang menegaskan lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan Tuhan dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.

Nah tuntutlah sesederhana mungkin yaitu yang lebih bersifat kehidupannya secara pribadi, karakternya, kehidupan moralnya untuk hal-hal yang lainnya kita hanya bisa giring dia, arahkan dia.

 

by. Pdt. Dr. Paul Gunadi (TELAGA.org)

    Sumber : google
    Halaman :
    1

    Ikuti Kami