Apakah Kamu Pernah Berbohong ?
Sumber: denniaprelia.blogspot.com

Pelayanan Anak / 5 September 2014

Kalangan Sendiri

Apakah Kamu Pernah Berbohong ?

Hevi Teri Official Writer
1502

 

eunike

Sampai sejauh ini, dapat dikatakan bahwa nilai kebenaran yang dipegang anak masih bersifat objektif (tahap objektif). Anak memegang nilai-nilai tersebut lebih karena pengaruh orang lain. Namun memasuki tahap perkembangan berikutnya, yaitu sekitar usia 18 tahun, individu diharapkan sudah mempunyai prinsip pilihan sendiri. Pada tahap ini, anak sudah memiliki nilai mereka sendiri dan tindakan mereka tidak lagi didasarkan pada pendapat orang lain (tahap subjektif). Tahap subjektif ini tentunya akan berlangsung dengan lebih mulus kalau pada tahapan perkembangan objektif, individu yang bersangkutan sudah memperoleh bekal nilai yang memadai dari orang-orang di sekelilingnya.

Kita dapat pula melihat komentar-komentar anak-anak di atas dengan cara pandang yang berbeda. Melihat usia mereka, jawaban-jawaban mereka mencerminkan bahwa mereka masih berada pada tahap perkembangan objektif. Di sisi lain, kita melihat juga bahwa manusia sudah berjuang dengan dosa sejak usia dini. Jadi, meskipun mereka tahu bahwa mereka tidak boleh berbohong, mereka sulit untuk tidak berbohong. Hukuman dan kemarahan yang mereka terima tatkala mereka berbohong juga tidak menjamin bahwa mereka tidak akan berbohong lagi.

Di sinilah pentingnya kita mengajarkan pula mengenai kasih karunia dan pengampunan Allah. Manusia memerlukan karya penebusan Kristus di atas kayu salib untuk membebaskannya dari status keberdosaan dan belenggu dosanya.


"Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita."

(I Yohanes 1:8-10)

 

by. Esther Tjahja, S.Psi (Buletin Pendidikan Iman Anak)

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami