 
				
								
							 
									 
					Kita dapat mengendalikan tingkah laku anak-anak kita dengan empat langkah :
 
 1. Dengan Permintaan. 
 "Maukah kamu menolong mama membersihkan meja?" ini adalah cara  yang paling positif untuk mengendalikan sikap mereka. Bentuk yang  dipakai disini adalah pertanyaan bukan perintah. Saat kita meminta kita  memberikan pesan non-verbal yang indah. Kita menyatakan kepada mereka  bahwa kita menghargai mereka, bahwa kita menyadari dia memiliki hak  sendiri untuk memutuskan. Kedua, kita menyatakan bahwa pendapatnya  merupakan hal yang penting bagi kita. Dan yang terbaik adalah kita  menyatakan kepada mereka, "Saya mengharapkan engkau bertanggungjawab  terhadap tingkah lakumu sendiri." Tetapi kadang kita tidak selalu  diindahkan , maka untuk itu langkah kedua dapat dilakukan.
 
 2. Dengan Perintah.
 Perintah memiliki pesan non-verbal yang bersifat negatif.  Itulah sebabnya mengapa kita hanya akan menggunakan cara kedua bila cara  pertama tidak berhasil. Apabila kita hanya memberikan perintah, maka  anak akan terluka. Kita menyatakan kepada mereka, “Saya tidak peduli  dengan perasaan, pikiran dan pendapatmu. Karena itu bukan masalahku."  Yang terburuk adalah kita menyatakan kepada mereka,"Saya tidak  mengharapkan engkau bertanggungjawab atas tingkahlakumu; tanggungjawabmu  adalah melakukan apa yang kukatakan."
 
 3. Dengan memimpin mereka.
 Kita dapat memimpin anak untuk melakukan apa yang kita ingin  dia lakukan. Contohnya, anda dapat meminta,"Maukah kamu datang kemari?"  dan anak menjawab tidak, lalu anda perintahkan ,"Kemari" dan dia tetap  menjawab tidak, maka dengan lembut anda menarik tangannya dan membawanya  ke hadapan anda.
 
 4. Dengan Hukuman.
 Saat anak bersikap buruk maka hukuman perlu diberikan. Tetapi  hukuman yang diberikan harus adil dan sesuai dengan pelanggaran yang  mereka lakukan. Anak-anak memiliki kepekaan terhadap hukuman yang  diberikan, mereka tahu kapan anda menghukum terlalu lemah dan kapan  terlalu keras. Perlu diingat hukuman terhadap satu anak tidak berarti  hukuman bagi anak yang lain. Contohnya, saat anda menghukum Rio untuk  diam di kamar selama lima jam akan benar-benar merupakan hukuman bagi  dia karena dia suka berkumpul bersama orang lain. Tetapi jika Andre  dihukum sama ia tidak merasa itu sebagai hukuman karena ia memang suka  menyendiri.
 
      Seringkali emosi kita memimpin perbuatan kita karena kita  tidak memiliki gambaran di kepala kita apa yang relevan untuk setiap  anak. Kita perlu mengetahuinya sebelum memilih hukuman yang akan  diberikan karena tiap anak memiliki toleransi yang berbeda.
 
      Terakhir, lebih mudah mendisiplin anak yang dicintai  dibanding anak yang tidak dicintai. Anak yang memiliki perasaan dicintai  secara alami ingin menyenangkan orangtuanya dibanding anak yang merasa  tidak dicintai. Hal ini tidak berarti kita tidak akan memiliki kesulitan  untuk mendisiplin anak yang dikasihi, hanya lebih mudah.
(Parents & Children; Jay Kesler, Ron Beers,LaVonne Neff; hal 460)
Sumber : google