Di akhir masa jabatannya sebagai Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Dr. A.A. Yewangoe menyampaikan pesan penting terkait pengganti barunya yang terpilih nanti. Ia berharap agar Ketua PGI nanti agar mengerti sejarah gereja-gereja mengingat banyaknya anggota sinode PGI.
Dengan mengerti sejarah sinode gereja akan mempermudah PGI dalam menjaga warna oikumene yang terdiri dari 88 anggota sinode dengan aliran yang berbeda-beda. Selain itu, Ketua Umum juga harus mengerti sejarah kekristenan agar dari sejarah itu dapat menimba pengalaman sehingga tak terjerumus dalam persoalan yang sama.
Yewangoe yang juga rektor termuda di STT Kupang itu bahkan tak lupa memberi pesan agar Ketum PGI nanti dapat menjaga independensi dalam hal berhubungan dengan pemerintah. Dalam hal ini, PGI diminta untuk tetap ambil bagian dalam mengawasi pemerintahan.
“Harus tak segan bersuara ketika pemerintah sudah melenceng dari apa yang diinginkan masyarakat,” tandas Yewangoe, seperti dilansir dari laman resmi Pgi.or.id, Senin (25/8).
Yewangoe juga tak lupa berbagi pengalaman tentang bagaimana PGI mampu memupuk hubungan yang hangat antar anggota-anggota sinode. Ketua Umum yang baru diharap dapat mengikuti metode yang dilakukannya selama dua periode kepemimpinannya, yakni dengan kunjungan langsung ke tiap anggota.
Untuk diketahui, PGI akan menggelar Sidang Raya XVI PGI yang akan telah dijadwalkan pada 10 November 2014 di Nias, Sumatera Utara. Momen SR XVI PGI itu tepatnya menjadi masa akhir jabatan Yewangoe sebagai Ketua Umum PGI dan akan digantikan dengan Ketua Umum PGI baru.
Siapapun yang akan terpilih menggantikan Yawengoe kiranya akan membawa transformasi baru bagi gereja-gereja Indonesia.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Menghukum Sang Predator Seksual Bukan Solusi
Paus Fransiskus Berduka Atas Kebrutalan ISIS di Irak
Wah, Film Nabi Nuh Bakal Hadir Dalam Versi Hewan
Rainny: Saya Kecewa Anak Saya Down Syndrome
Sumber : Pgi.or.id/jawaban.com/ls