8 Mitos Keliru Tentang Gangguan Bipolar
Sumber: Health.com

Info Sehat / 15 August 2014

Kalangan Sendiri

8 Mitos Keliru Tentang Gangguan Bipolar

Lori Official Writer
7913

Banyak orang yang hanya mengetahui bahwa gangguan bipolar hanya sebuah kondisi yang umumnya dikenal sebagai depresi manik. Pandangan ini masih tetap dipercaya bahwa gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati dari depresi menjadi manik dan mempengaruhi energy dan kemampuan seseorang.

Tak hanya itu, beberapa mitos lainnya seputar gangguan mental ini juga banyak dipercaya oleh masyarakat. Seperti dikutip oleh Webmd.com, terdapat 8 mitos yang perlu diketahui.

Mitos 1: Bipolar merupakan kondisi yang jarang terjadi

Berdasarkan statistic dan riset, kasus bipolar justru sangat banyak ditemukan. National Institute of Mental Health menemukan bahwa di Amerika kasus bipolar diderita sekitar 5.7 juta orang dewasa Amerika (26%) dari populasi berusi 18 tahun ke atas.  

Mitos 2: Bipolar hanya nama lain dari perubahan suasana hati (mood swings)

Mitos ini tentu saja tidak benar. Mood swings sangat berbeda dengan gangguan bipolar, kata Matthew Rudorfer, MD, direktur asosiasi penelitian pengobatan di divisi layanan dan penelitian intervensi di Nasional Institute of Mental Health di Bethesda, Md.

“Mood swings dibanding dengan gangguan bipolar lebih parah, bertahan dalam jangka waktu lama, dan mungkin paling signifikan dari semuanya bahwa mereka terganggu dengan sejumlah fungsi dan aspek tertentu, seperti penurunan kemampuan bekerja, atau mengelola rumah tangga, atau bahkan sukses menjadi mahasiswa,” katanya.

Mitos 3: Penderita gangguan bipolar sering kali mengalami perubahan mood dari depresi ke mania

Gary Sachs, MD, direktur Klinik Bipolar dan Penelitian Program di Massachusetts General Hospital di Boston dan professor psikiatri di Harvard Medical School mengatakan bahwa rata-rata pasien bipolar akan lebih sering mengalami tekanan depresi dibanding manik.

Sedang bipolar justru lebih ditandai dengan mood yangabnormal. Misalnya perasaan tak terduga ketika menghadapi suatu kondisi seperti cekikikan dan bukannya menangis ketika rumah Anda diambil alih, kata Sach.

Mitos 4: Penderita bipolar saat mengalami fase manik akan cenderung sering senang

Untuk beberapa hal, mitos ini dapat dipandang benar. Namun kondisinya tidak akan sellau seperti itu. “Ciri dari manik adalah suasana hati gembira yang meningkat. Namun, sejumlah orang menjadi sangat gelisah dan mudah marah selam fase manik berlangsung,” kata Smith.

Penderita bipolar jauh lebih takut bila mengalami fase mania, sebab akan kehilangan kendali terhadap tindakan dan pikirannya. Penderita akan cenderung berperilaku buruk, seperti mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan serta mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.

Mitos 5: Gangguan bipolar dapat di tes

Mitos ini salah. Pada awal tahun 2008 banyak headline yang menjual tentang tes bipolar di sebuah di internet. Namun tes itu hanya membagikan tentang aspek genetik yang rentan terhadap serangan gangguan bipolar. Gangguan bipolar dalam diri seseorang hanya dapat diketahui setelah dokter ahli mengetahui sejarah dari pasien dengan menanyakan perkembangan gejala dari waktu ke waktu. Sejarah keluarga juga sangat menentukan peluang seseorang mengalami gangguan mental ini.

Mitos 6: Bipolar tidak dapat didiagnosa di bawah usia 18 tahun

Sachs menampik pendapat tersebut. Namun, benar bila diagnose akan jauh lebih dari masing-masing pribadi, karena gejala satu dengan lainnya sangat bervariasi.

Mitos 7: Penderita bipolar tidak butuh obat antidepresi

Smith mengatakan bahwa pandangan jika penderita bipolar mengkonsumsi obat antidepresi akan mengalami fase mania, tidaklah benar. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine, dimana Sachs dan rekan-rekannya secara acak meneliti 366 pasien dengan gangguan bipolar yang mendapat perawatan dan pengobatan dengan mengkonsumsi obat penstabil mood  dan antidepresian selama 26 minggu. Hasilnya, penderita sama sekali tidak menunjukkan mengalami efek samping seperti perubahan fase ke mania.

Mitos 8: Penderita gangguan bipolar punya pilihan untuk mengendalikan kondisi

Ken Duckworth, MD, direktur medis dari Aliansi Nasional Penyakit Mental berpendapat bahwa mitos itu keliru. Ia sangat menganjurkan agar penderita gangguan bipolar mendapat perawatan dengan obat dan terapi. Selain itu, gaya hidup yang baik juga sangat mmebantu pengendaliannya, seperti olah raga teratur, tidur yang cukup, pola makan sehat dan tetap memperhatikan tanda-tanda gejala perubahan mood, terutama saat diserang stres.

Bila  Anda mengalami perubahan perilaku yang ekstrem serta dilingkupi depresi berat, maka segera berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani proses pencegahan dan pengobatan.


Baca Juga Artikel Lainnya:

6 Tips Mengontrol Gangguan Bipolar

Sederet Artis Hollywood Ini Didiagnosa Alami Bipolar

13 Tanda Dia Ingin Anda Jadi Teman Hidupnya (1)

Amelia, Gadis Buta yang Diperkosa Ayah Tiri

5 Cara Agar Merdeka Tuntaskan Deadline Kerja

#RIPRobinWilliams, Mengenang Lima Film Paling Populernya


Sumber : Webmd.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami