4. Anak Membuat Doanya dalam Sebuah Surat
Kepada setiap anak dibagikan sebuah kertas surat (kreasikan bentuk dan modelnya sehingga menarik, misalnya, kertas tersebut didesain: dalam bentuk tangan yang sedang berdoa, atau bentuk hati, atau bentuk Alkitab terbuka, dan sebagainya). Berilah waktu teduh kepada anak-anak dan mintalah setiap anak menuliskan pergumulannya dalam surat itu. Di akhir kegiatan guru meminta anak mengumpulkan doa tersebut. Guru perlu membacanya untuk dapat mendoakan setiap anak sesuai pergumulannya. Lebih indah, jika guru bersedia mengirimkan balik surat tersebut, diikuti pesan dari guru "kami selalu mendoakan kamu". Tetapi untuk pergumulan yang sangat pribadi guru perlu membesuk anak-anak itu, dan mengajak mereka berdoa bersama.
5. Berdoa di Sekitar Salib
Guru dapat membuat sebuah salib yang ditempatkan di tengah kelas. Bisa salib dari kayu, atau membuat formasi salib dari beberapa lilin yang disusun membentuk formasi salib. Anak-anak diminta menuliskan sebuah surat yang berisi pergumulannya, tekadnya atau apa pun yang ingin ia sampaikan kepada Yesus. Kemudian anak meletakkan surat tersebut di salib, kemudian mereka berdoa di sekitar salib. Teknik ini bertujuan menciptakan suasana teduh, sehingga anak dapat lebih berkonsentrasi dalam berdoa. Akan lebih baik lagi, jika surat-surat tersebut diperiksa guru dan didoakan oleh guru, sehingga menjadi bagian dari doa harian guru untuk anak-anaknya!
6. Kalender Doa Mingguan
Jika guru Sekolah Minggu dapat menyusun daftar pergumulan anak- anak di kelasnya, cukup dalam kelompok pergumulan anak saja, misalnya: pekerjaan ayah, ekonomi keluarga, jadwal tes minggu depan, sifat diri, dan sebagainya. Maka guru dapat membuat kalender doa mingguan, dari Senin sampai Minggu, kalender doa ini dibuat tercetak dengan baik (cukup di fotocopy). Setiap anak diminta membuat komitmen untuk setiap hari mendoakan pokok doa tersebut, waktunya bebas sesuai saat teduh anak-anak. Minggu berikutnya (saat SM) dievaluasi apakah kalender doa tersebut sudah dilaksanakan atau belum. Pada saat itu guru dapat membagikan lagi kalender doa buat satu minggu berikutnya.
Agar tidak repot guru dapat membuat kalender doa bulanan, tetapi kelemahannya adalah, seringkali hal-hal terbaru tidak dapat dimasukkan karena sudah terlanjur tersusun. Padahal banyak hal yang kadang perlu disisipkan secara mendadak pada hari Minggu itu, misalnya: jika ada anak yang sakit, jika ada keluarga anak yang kena musibah, dan sebagainya.
7. Kunjungan Doa
Setiap kali guru mengunjungi anak-anak SM, misalnya sakit, atau pembezukan rutin, guru perlu mengakhiri pertemuan dengan berdoa bersama murid tersebut. Jika keluarga anak tersebut ikut dalam perbincangan, jangan lupa melibatkan mereka juga dalam berdoa Kunjungan yang ditutup dengan doa bersama akan mempererat hubungan guru-anak-keluarga anak. Jangan lupa sebelum berdoa tanyakan apa yang ingin dijadikan pokok doa? Seringkali ini yang menjadi pergumulan anak kita. Pengalaman penulis, jika orangtua anak terlibat dalam perbincangan, maka permintaan pokok doa mereka seringkali adalah pergumulan pokok si anak, karena sebagai orangtua mereka lebih dekat dan mengenal keadaan anak tersebut.
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen(PEPAK)
Sumber : google