3 Fakta Terjadinya Asfiksia Pada Bayi
Sumber: bayi7.com

Info Sehat / 12 August 2014

Kalangan Sendiri

3 Fakta Terjadinya Asfiksia Pada Bayi

Lois Official Writer
10877

Robin Williams diduga bunuh diri berdasarkan kondisi paru-parunya yang gagal bernafas karena kekurangan oksigen (dikenal dengan sebutan asfiksia). Asfiksia bisa terjadi karena disengaja, misalnya menghirup helium, karbon dioksida, ataupun hydrogen. Gantung diri juga bisa membuat seseorang meninggal akibat asfiksia. Penggunaan helium juga dipakai untuk euthanasia (ingin meninggal karena keputusan sendiri) dengan cara yang tidak menyakitkan.

Terkadang kita juga bisa mengalami asfiksia tiba-tiba, misalnya masuk ke wilayah dengan atmosfer yang berbeda dari sebelumnya, seperti berada di dalam pesawat yang berada di ketinggian tertentu. Bisa jadi kita akan mengalami pusing dan lama-kelamaan pingsan karena persediaan oksigen yang terus berkurang. Asfiksia juga bisa terjadi akibat komplikasi penyakit, misalnya keracunan karbon monoksida, batuk, asma, gagal jantung, dan infeksi.

Banyak juga bayi yang mengalami asfiksia saat baru lahir. Penyebabnya yaitu kurangnya aliran darah ibu ke janin melalui tali pusat. Hal ini bisa dikarenakan kondisi ibu, masalah pada tali pusat, atau penyakit bawaan bayi. Tanda bayi mengalami asfiksia adalah tubuh yang biru dan pucat, serta bayi tidak menangis spontan.

Resiko Bayi Terkena Asfiksia Lebih Tinggi Pada Calon Ibu yang Obesitas

Berbicara soal kelahiran asfiksia, penelitian dari peneliti Swedia dan Amerika yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Medicine mengungkapkan bahwa bayi dalam kandungan wanita yang kelebihan berat badan lebih tinggi berisiko menderita asfiksia. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Martina Persson dari Universitas Karolinska Institutet ini menyatakan bahwa menjaga kestabilan berat badan sangat penting bagi bayi yang sehat.

Kesalahan Manusia Jadi Faktor Utama Asfiksia Pada Bayi di RS

Penelitian yang dilakukan di Norwegia dan dipublikasikan dalam Acta Obstetricia et Cynecologica Scandinavica, mengindikasikan bahwa kesalahan manusia menjadi faktor utama bayi menderita asfiksia, khususnya ketika calon ibu sudah di rumah sakit. Faktor penyebabnya yaitu tidak memadainya pengawasan festus (calon bayi) 50%, kurangnya pengetahuan klinis 14%, tidak patuh pada panduan klinis 11%, gagal menanyakan kepada asisten senior 10%, dan 4% lainnya dikarenakan kesalahan pada obat.

Terapi Pendinginan Bayi Penderita Asfiksia

Penelitian dari Sahgrenska Academy di Universitas Gothenburg, Swedia, memberikan pernyataan bahwa bayi yang menderita asfiksia bisa diatasi dengan terapi pendinginan bayi. Namun, hasilnya kurang memuaskan. Karena hanya satu dari sembilan bayi yang resiko asfiksia seperti epilepsy dan gangguan mental dapat diatasi. Lagipula, bayi yang premature tidak dapat diperlakukan demikian.

 

Mungkin Anda juga tertarik membaca :

8 Keuntungan Saat Masih Jomblo

4 Jurus Urus Balita Tanpa Stres

10 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Insomnia

Chord Lagu : Satu Alasan

7 Cara Memilih Investasi yang Cocok Bagi Anda

Kenapa Karir Impian Saya Belum Juga Terwujud?

Sumber : berbagai sumber by lois ho/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami