 
				
								
							 
									 
					 Keluarga adalah tempat belajar hal-hal yang tidak bisa kita pelajari di  tempat lain. Di dalam keluarga kita belajar hal-hal mendasar seperti :  berjalan, berbicara, makan, dan masih banyak lagi.
Keluarga  adalah tempat pendidikan anak. Tanggung jawab orang tua untuk melatih  dan mendisiplin anak. Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada  anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. 
Ibu-ibu  jangan tunggu sampai bapak-bapak pulang kantor kalau perlu mendisiplin  anak. Bapak-bapak jangan melempar tanggung jawab dengan mengatakan pada  anak, "Sana, pergi ke Ibumu." Kalau anakmu perlu di disiplin.  Disiplinkan dia segera di tempat dia melakukan kesalahan, tapi dengan  cara yang benar.
"Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya."(Amsal 22:15)
Tetapi  dalam mendidik anak jangan sampai membuat anak kepahitan kepada Tuhan.  Jangan menghajar mereka sampai mereka minggat dari rumah. Orang tua  jangan ambil keuntungan dari otoritas mereka. Orang tua jangan sampai  melecehkan anak.
Bimbingan kepada anak ada tiga tahap:
Pengendalian orang tua--->Pengendalian diri--->Pengendalian Allah 
Pengendalian orangtua : waktu di mana orangtua harus memberi tahu mereka bagaimana mereka harus bersikap dalam suatu hal.
Pengendalian diri : waktu anak mulai tahu apa yang harus mereka lakukan dalam menghadapi sesuatu.
Dan  kalau anak sudah dewasa mereka akan datang pada Pengendalian Allah,  serta bertanya, "Tuhan, apa yang Engkau ingin supaya aku lakukan?"
Selain  itu ada empat hal yang perlu seimbang, yaitu pertumbuhan: fisik,  mental, spiritual dan sosial. Kita harus mendidik anak kita secara  seimbang dalam keempat hal ini.
Keluarga adalah adalah tempat pembelajaran:
Kita belajar HUBUNGAN dari keluarga kita
Sayang  sekali banyak di antara kita belajar mengenai hubungan di lingkungan  yang salah. Kebahagian hidup kita banyak bergantung bagaimana kita bisa  berhubungan dengan orang lain. Sukses dalam kerja sering tergantung dari  kemampuan kita untuk berhubungan dengan orang lain. Survey membuktikan  bahwa jika ingin sukses di pekerjaan, kita harus bisa berhubungan baik  dengan orang lain. Kalau kita tidak bisa berhubungan baik dengan orang  lain, engkau akan menjadi orang yang sengsara sepanjang hidup.
Dalam  keluarga, mereka yang lebih tua punya tanggung jawab bagaimana menjalin  hubungan dengan orang lain dalam cara yang sehat. Bagaimana caranya?  Orangtua harus mendidik anak-anak. Kakak harus mendidik adik..Kita harus  menjadi teladan bagaimana hubungan yang baik itu. Hubungan yang baik  tidak bisa terjadi secara otomatis, kita harus mengusahakan. Hal itu  akan membutuhkan usaha, energi, kejujuran, integritas, transparansi,  banyak pengampunan untuk membuat rumah tangga/hubungan berjalan baik.
Orang  tua, apakah Anda mengajar anak-anak bagaimana harus berhubungan dengan  orang-orang lain yang kurang beruntung. Bagaimana mengatasi konflik dan  memecahkannya. Atau kalau Anda menghadapi konflik Anda  menyembunyikannya, menutup-nutupinya, menyangkalnya? Kita belajar  hubungan dari keluarga.
Kita belajar KARAKTER dari keluarga kita
Karakter  itu di-"tangkap" bukannya diajarkan (More caught than taught). Kalau  Papa dan Mama selalu teriak-teriak dan bertengkar, tidak heran kalau  anaknya tumbuh besar dan berpikir bahwa mereka juga perlu berteriak dan  bertengkar kalau ingin sesuatu.
Papa dan Mama perang dingin kalau  lagi berantem. Anak-anak akan tumbuh dan berpikir bahwa cara untuk  mengatasi masalah adalah menarik diri dan menyangkal bahwa ada masalah.  Pura-pura tidak ada masalah. Anak-anak akan belajar karakter yang baik  maupun buruk dari kita.
Kita belajar NILAI-NILAI dari keluarga kita 
Baik  yang baik ataupun yang buruk, yang benar maupun yang salah. Nilai  tentang apa yang penting. Nilai uang, seks, hubungan, keberhasilan,  kegagalan.
Anak kita suatu saat melihat kita memandang seorang  gadis yang sedang melenggang dan menyiulinya. Mungkin kita berpikir,  "Gak apa-apa" Tapi nanti anak kita kemungkinan besar akan bertumbuh  menjadi playboy, karena dia berpikir, "Gak apa-apa, papi juga begitu..."  Kita sadar atau tidak, kita sementara mengajar nilai-nilai pada  orang-orang di sekitar kita.
Yesaya 38:19
...seorang bapa (one generation) memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya (next generation).  Keluarga meneruskan nilai-nilai yang dianut dari generasi sebelumnya ke  generasi berikutnya. Mulai sekarang tetapkan bahwa mulai generasimu  kita akan memutuskan pengaruh-pengaruh buruk masa lalu dan menerapkan  nilai-nilai Allah dalam kehidupanmu.