Keluarga Sekolah Terbaik
Sumber: rumahdoasegalabangsa.blogspot.com

Parenting Superbook / 10 August 2014

Kalangan Sendiri

Keluarga Sekolah Terbaik

Zakarias Feoh Official Writer
3478

 Keluarga adalah tempat belajar hal-hal yang tidak bisa kita pelajari di tempat lain. Di dalam keluarga kita belajar hal-hal mendasar seperti : berjalan, berbicara, makan, dan masih banyak lagi.

Keluarga adalah tempat pendidikan anak. Tanggung jawab orang tua untuk melatih dan mendisiplin anak. Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.

Ibu-ibu jangan tunggu sampai bapak-bapak pulang kantor kalau perlu mendisiplin anak. Bapak-bapak jangan melempar tanggung jawab dengan mengatakan pada anak, "Sana, pergi ke Ibumu." Kalau anakmu perlu di disiplin. Disiplinkan dia segera di tempat dia melakukan kesalahan, tapi dengan cara yang benar.

"Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya."(Amsal 22:15)

Tetapi dalam mendidik anak jangan sampai membuat anak kepahitan kepada Tuhan. Jangan menghajar mereka sampai mereka minggat dari rumah. Orang tua jangan ambil keuntungan dari otoritas mereka. Orang tua jangan sampai melecehkan anak.

Bimbingan kepada anak ada tiga tahap:
Pengendalian orang tua--->Pengendalian diri--->Pengendalian Allah
Pengendalian orangtua : waktu di mana orangtua harus memberi tahu mereka bagaimana mereka harus bersikap dalam suatu hal.
Pengendalian diri : waktu anak mulai tahu apa yang harus mereka lakukan dalam menghadapi sesuatu.
Dan kalau anak sudah dewasa mereka akan datang pada Pengendalian Allah, serta bertanya, "Tuhan, apa yang Engkau ingin supaya aku lakukan?"

Selain itu ada empat hal yang perlu seimbang, yaitu pertumbuhan: fisik, mental, spiritual dan sosial. Kita harus mendidik anak kita secara seimbang dalam keempat hal ini.

Keluarga adalah adalah tempat pembelajaran:

Kita belajar HUBUNGAN dari keluarga kita
Sayang sekali banyak di antara kita belajar mengenai hubungan di lingkungan yang salah. Kebahagian hidup kita banyak bergantung bagaimana kita bisa berhubungan dengan orang lain. Sukses dalam kerja sering tergantung dari kemampuan kita untuk berhubungan dengan orang lain. Survey membuktikan bahwa jika ingin sukses di pekerjaan, kita harus bisa berhubungan baik dengan orang lain. Kalau kita tidak bisa berhubungan baik dengan orang lain, engkau akan menjadi orang yang sengsara sepanjang hidup.

Dalam keluarga, mereka yang lebih tua punya tanggung jawab bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain dalam cara yang sehat. Bagaimana caranya? Orangtua harus mendidik anak-anak. Kakak harus mendidik adik..Kita harus menjadi teladan bagaimana hubungan yang baik itu. Hubungan yang baik tidak bisa terjadi secara otomatis, kita harus mengusahakan. Hal itu akan membutuhkan usaha, energi, kejujuran, integritas, transparansi, banyak pengampunan untuk membuat rumah tangga/hubungan berjalan baik.

Orang tua, apakah Anda mengajar anak-anak bagaimana harus berhubungan dengan orang-orang lain yang kurang beruntung. Bagaimana mengatasi konflik dan memecahkannya. Atau kalau Anda menghadapi konflik Anda menyembunyikannya, menutup-nutupinya, menyangkalnya? Kita belajar hubungan dari keluarga.

Kita belajar KARAKTER dari keluarga kita
Karakter itu di-"tangkap" bukannya diajarkan (More caught than taught). Kalau Papa dan Mama selalu teriak-teriak dan bertengkar, tidak heran kalau anaknya tumbuh besar dan berpikir bahwa mereka juga perlu berteriak dan bertengkar kalau ingin sesuatu.
Papa dan Mama perang dingin kalau lagi berantem. Anak-anak akan tumbuh dan berpikir bahwa cara untuk mengatasi masalah adalah menarik diri dan menyangkal bahwa ada masalah. Pura-pura tidak ada masalah. Anak-anak akan belajar karakter yang baik maupun buruk dari kita.

Kita belajar NILAI-NILAI dari keluarga kita
Baik yang baik ataupun yang buruk, yang benar maupun yang salah. Nilai tentang apa yang penting. Nilai uang, seks, hubungan, keberhasilan, kegagalan.

Anak kita suatu saat melihat kita memandang seorang gadis yang sedang melenggang dan menyiulinya. Mungkin kita berpikir, "Gak apa-apa" Tapi nanti anak kita kemungkinan besar akan bertumbuh menjadi playboy, karena dia berpikir, "Gak apa-apa, papi juga begitu..." Kita sadar atau tidak, kita sementara mengajar nilai-nilai pada orang-orang di sekitar kita.

Yesaya 38:19
...seorang bapa (one generation) memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya (next generation). Keluarga meneruskan nilai-nilai yang dianut dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya. Mulai sekarang tetapkan bahwa mulai generasimu kita akan memutuskan pengaruh-pengaruh buruk masa lalu dan menerapkan nilai-nilai Allah dalam kehidupanmu.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami