Mengajar Anak Perempuan
Sumber: google

Parenting Superbook / 6 August 2014

Kalangan Sendiri

Mengajar Anak Perempuan

Zakarias Feoh Official Writer
2979

Lahir berjenis kelamin perempuan atau laki-laki, adalah bukanlah pilihan anak ataupun orangtua.  Namun pilihan menjadi perempuan yang seutuhnya  dan menjadi dewasa  sangat perlu dipersiapkan.   Dalam  hal ini ibu sangat berperan, sang ayah pun sangat diperlukan di dalam ikut membentuk anak perempuannya karena ayah sudah terlebih dahulu mengenal wanita-wanita yang sudah dewasa. Sehingga dia dapat memberitahu bagaimana seorang pria berpikir, seorang pria mengungkapkan diri, perasaan dan sebagainya.

Orangtua didalam membesarkan anak laki-laki dan anak perempuan dalam hal-hal yang prinsiple memang tidak ada beda, tapi dalam hal-hal yang menyangkut budaya dan keadaan sosial akan ada perbedaan. Bagi orangtua yang membesarkan anak perempuan cenderung memiliki ketakutan yang lebih spesifik.  Pada anak laki-laki, mungkin orang tua mempunyai ketakutan tertentu misalnya kalau anak itu jadi nakal, tidak sekolah, memakai obat terlarang atau pada masa kecil kita takut misalnya anak kita mendapatkan kecelakaan. Tapi khusus untuk anak-anak perempuan, orang tua rupanya mempunyai ketakutan yang lebih spesifik yaitu jangan sampai anak perempuan kita ini menderita kerugian-kerugian, ada yang melukai atau merugikan dia.

Apa yang harus dilakukan orangtua untuk memantau anak:

  1. Kita melihat dengan siapa dia pergi atau ke rumah siapa dia bermain. Jadi yang kita ingin tahu dengan siapanya, apa yang dia lakukan itu kita perlu ketahui secara garis besar. Jangan sampai sebagai orang tua melewati garis yaitu terlalu mau tahu dan bertanya-tanya ngomongin apa, bicara apa dsb.
  2. Kita ingin memantau atau memonitor teman-temannya dengan cara lebih banyak berbicara tentang karakter teman. Siapakah teman yang baik, siapakah orang yang baik sebab ada perbedaan antara teman yang baik dengan orang yang baik. Teman yang baik belum tentu orang yang baik karena teman yang baik bisa saja sama-sama rusaknya dengan kita. Kita perlu tegaskan orang yang baik adalah orang yang mencintai Tuhan, takut akan Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan tidak menjerumuskan teman-temannya dalam hal yang jahat atau yang salah.

Seorang anak perempuan itu memang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang wanita. Yang paling tepat untuk mempersiapkannya adalah:

  1. Nomor 1 ibunya sendiri, karena ibu sudah menjadi seorang wanita.
  2. Nomor 2 ayahnya, sebab seorang ayah adalah seorang anak laki-laki yang telah mengenal wanita-wanita yang sudah dewasa, sehingga dia pun bisa memberitahukan si anak bagaimanakah seorang pria berpikir, bagaimana seorang pria mengungkapkan dirinya atau perasaannya atau kebutuhannya. Dengan kata lain masukan-masukan dari si ayah ini akan menolong si anak wanita mengerti tentang pria sehingga waktu dia sudah mulai besar dia tidak akan terlalu asing bergaul dengan pria.

Alkitab memberi nasehat didalam Amsal 3:1-4, "Hai anak-Ku, janganlah engkau melupakan ajaran-Ku dan biarlah hatimu memelihara perintah-Ku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu."

Ada dua hal yang bisa ditinggalkan oleh orangtua pada anak di sini yaitu kasih dan setia, jadi itu mungkin juga yang bisa kita tinggalkan kepada anak-anak wanita kita, apapun yang terjadi kita perlu mempunyai kasih dan setia di dalam hidup ini. Karena mengasihi orang dan setia adalah dua karakteristik yang kekal yang pasti akan bisa menjembatani hubungan dia dengan siapapun.

Prinsip yang diberikan kepada anak-anak wanita dalam bergaul dengan teman-teman prianya: adalah sebaiknya tidak pacaran terlalu dini, karena itu akan membuka peluang kontak seksual yang lebih pagi, terlalu prematur.

Wanita perlu diajarkan untuk mandiri secara emosional karena:

  1. Sebab ada kecenderungan kalau seorang wanita terlalu bergantung itu bukannya menjadi daya tarik baginya, justru itu menjadi kelemahan baginya. Kelemahan dalam pengertian pria sebetulnya menghargai wanita yang mandiri, justru wanita yang terlalu bergantung pada akhirnya kurang dihormati oleh pria.
  2. Sebab dia membuka peluang untuk dimanfaatkan, tatkala seorang pria melihat dia adalah wanita yang begitu membutuhkan pria. Jadi mudah sekali dimasuki oleh pria yang bermaksud buruk dan akhirnya memanfaatkan. Jadi saya kira sejak kecil atau sejak usia remaja penting bagi seorang ibu dan ayah menanamkan konsep ini kepada mereka. Engkau seorang yang lengkap, engkau memerlukan pria sama seperti pria memerlukan engkau, tapi engkau tetap adalah seorang yang matang dan lengkap, meskipun kalau misalnya nanti engkau sendirian tanpa pria.

Wanita cenderung memiliki rasa bersalah yang lebih besar dari pada pria, hal ini disebabkan:

  1. Dipengaruhi oleh emosi.
  2. Sejak kecil anak wanita sudah dididik untuk lebih bertanggung jawab. Kita orang tua cenderung membolehkan anak pria tidak terlalu bertanggung jawab, terutama dalam hal-hal yang berkenaan dengan pekerjaan rumah. Sedangkan anak wanita lebih dituntut untuk bertanggung jawab akan pekerjaan rumahnya.

Perintah yang lain didalam Alkitab Amsal 3:11,12, "Hai anak-Ku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan dan janganlah engkau bosan akan perintahnya atau peringatannya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi."

Yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah memberikan teladan kepada anak-anaknya. Dan saya kira teladan, berbicara jauh lebih banyak dari pada perkataan atau instruksi-instruksi. Jadi bagaimana orangtua hidup, bagaimana dia memperlakukan satu sama lain dan juga orang-orang di luar, bagaimana dia melakukan tanggung jawab di rumah dan juga di luar, itu semua merupakan didikan atau ajaran yang akan diserap oleh anak-anak kita.   Oleh sebab itu,  peran orangtua sangat berpengaruh dan sangat penting bagi anak-anaknya.

Sumber : sabda org, berbagai sumber, zf
Halaman :
1

Ikuti Kami