Dua pertiga dari ekspor di Indonesia masih didominasi oleh sektor komoditas. Namun, krisis global yang dialami oleh negara-negara lain memang turut mempengaruhi. Ekspor menurun dan otomatis investasi menjadi lesu. Namun, investor mesti menyadari bahwa prinsip investasi dalam semua aset, baik riil maupun finansial adalah sama. Ini yang harus diperhatikan saat berinvestasi yaitu :
Membandingkan Nilai dan Harga
Prinsip ini tak lekang oleh waktu. Harga yang kita bayar tentunya harus jauh di bawah nilai yang akan didapatkan. Masalahnya, jika harga itu kita ketahui, maka nilai investasi sendiri tidak bisa kita pastikan. Tidak ada formula untuk menghitungnya, kita hanya mampu memperkirakan. Di pasar keuangan, investor lihai yang membeli saham, ORI, sukuk ritel, dan obligasi juga memegang prinsip yang sama.
Dalam jangka pendek, harga dapat menyimpang jauh dari nilainya, bisa kemahalan ataupun kemurahan. Kemahalan karena pelaku pasar terlalu optimis dan kemurahan saat investor takut, panik, atau pesimis berlebihan. Namun untuk jangka panjang, biasanya harga akan berada di bawah nilai.
Beli yang Anda Pahami
Dalam berinvestasi, Anda membeli apa yang Anda tahu dan tahu apa yang Anda beli. Jika tidak memahami produk, jangan tergoda untuk bermain investasi yang bermacam-macam yang marak ditawarkan. Ada yang membeli produk keuangan fiktif yang menjanjikan return yang fantastis, sehingga akhirnya mereka menderita kerugian.
Pertumbuhan Return Positif
Carilah aset yang returnnya positif dengan pertumbuhan yang positif terus. Tidak sulit mencari alternatif investasi yang mampu memberikan return positif. Sebagian besar property atau saham memenuhi kriteria ini, tetapi meskipun begitu, tidak banyak property dan saham yang mampu memberikan pertumbuhan return positif. Bisa jadi, karena diguncang masalah ekonomi misalnya, property menjadi lesu, meskipun kemudian merangkak naik kembali.
Misalkan sebuah property mempunyai fungsi harga dalam beberapa tahun ke depan yaitu Rp 200 juta, Rp 220 juta, Rp 240 juta, Rp 260 juta. Return property itu berarti positif yaitu Rp 20 juta per tahun. Tapi pertumbuhan returnnya nol bahkan menurun karena fungsi return property tersebut seharusnya 10 persen. Jadi tahun pertama Rp 200 juta, lalu Rp 220 juta, maka tahun ketiga harusnya Rp 242 juta, tahun ketiga Rp 266,2 juta dan seterusnya. Jadi sesuai contoh di atas, belilah aset yang baik return maupun pertumbuhan returnnya positif.
Baca juga :
Kontes Foto dan Artikel, Gabung Di Sini
Brick Mansions, Nyawa Banyak Orang Jadi Taruhan
Jangan Pacaran Jika Masih Lakukan Hal Ini
Daripada Uang Habis, 'Diasuransikan Saja!'
20 Perkataan Luar Biasa yang Diucapkan Yesus
Sumber : ciputraentrepreneurship.com by lois ho/jawaban.com