Banyak sekali anggapan yang salah di masyarakat mengenai hipertensi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang tekanan darah tinggi. Untuk informasi lebih lengkap, silahkan pahami lima mitos keliru berikut:
Mitos 1: hipertensi bisa disembuhkan
Dalam pemahaman kaum awam, penyakit hipertensi merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Padahal faktanya, hipertensi adalah penyakit permanen yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang untuk memastikan bahwa tekanan darah tetap normal.
Mitos 2: tekanan darah dapat dirasakan
Hipertensi sering disebut juga dengan ‘Silent Killer’ karena biasanya tidak disertai gejala. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa jika denyut jantung berdetak lebih kencang dari kondisi normal, maka diindikasikan sebagai hipertensi. Padahal anggapan ini keliru, karena tekanan darah tinggi hanya dapat diketahui dengan melakukan cek darah.
Mitos 3: hentikan pengobatan saat tekanan darah mencapai normal
Sebagai penyakit permanen yang tidak dapat sembuh, penderita hipertensi perlu mengkomsumsi obat meskipun berada dalam kondisi tekanan darah normal. Hal ini penting sebab obat antihipertensi tersebut berfungsi sebagai pengontrol tekanan darah.
Mitos 4: hipertensi disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat
Hipertensi hanya mungkin dapat terjadi bila terlalu banyak mengkonsumsi garam, obesitas dan kurangnya aktifitas. Namun serangan hipertensi tidak akan dapat dikendalikan bila menyangkut faktor usia, riwayat hidup dan etnis (biasanya hipertensi banyak dialami oleh orang Afrika dan Asia Selatan).
Mitos 5: hipertensi pada lansia wajar dan tak perlu pengobatan
Pakar kardiologi dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Santoso Karo Karo menegaskan bahwa anggapan penderita hipertensi lanjut usia (lansia) tidak perlu mengkomsumsi obat adalah pemahaman yang salah. Obat sangat penting untuk menghidarkan lansia penderita hipertensi mengalami kerusakan organ vital seperti otak, jantung dan ginjal.
Penyakit hipertensi sangat berakibat fatal pada serangan jantung, kerusakan pada ginjal, gangguan otak, dan oragn vital lainnya. Hal ini akibatkan terjadinya penyempitan dan kerusakan pada arteri (pembuluh darah, red) sehingga proses pemompaan darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Pesawat Malaysia Airlines MH17 Jatuh Ditembak?
5 Penjelasan KPU Sikapi Kejanggalan Form C1
Wanna Be Creative? Hidupi 7 Kebiasaan Ini
Siap Kalah, Prabowo: Saya Hormati Apapun Keputusan Rakyat
Kisah Rachellia, Dikuasai Hasrat Menjadi Pria
Sumber : Berbagai Sumber/jawaban.com/ls