Menentukan Pemimpin: Pilihan Manusia vs Pilihan Tuhan

Kata Alkitab / 10 July 2014

Kalangan Sendiri

Menentukan Pemimpin: Pilihan Manusia vs Pilihan Tuhan

Yenny Kartika Official Writer
10729

I Tesalonika 2:4

Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

 

Manusia berencana, tetapi Tuhan-lah yang menentukan. Kita membuat pilihan, namun Tuhan-lah yang memutuskan apa yang Dia benar-benar inginkan. Dan pilihan Tuhan tidak selalu merupakan pilihan kita.

Bangsa Israel mendapat kesempatan untuk memilih seorang pemimpin, dan pilihan mereka jatuh kepada seorang pria bernama Saul. Saul memiliki tubuh yang lebih tinggi daripada siapapun saat itu. Dia jauh lebih tampan. Kalau dia masih hidup di zaman sekarang, dia mungkin termasuk dalam daftar pria terseksi yang pernah ada versi majalah People. Kesimpulannya, Saul adalah pilihan yang sempurna—dari rakyat dan untuk rakyat.

Masalahnya, dia bukanlah pria pilihan Tuhan. Kepemimpinannya kacau. Kemudian Tuhan menunjukkan sosok pemimpin yang Dia pilih—seorang pemuda bernama Daud yang pekerjaannya adalah mengawasi domba-domba ayahnya. Ayah kandungnya sendiri sempat meremehkan Yusuf, namun Tuhan memandang Yusuf sebagai seseorang yang berkenan di hati-Nya ([kitab]isamu13:14[/kitab]).

Ketika kita hendak menentukan pemimpin rohani, kita pun cenderung memilih seseorang dengan kriteria tertentu seperti yang dilakukan bangsa Israel saat memilih Saul. Namun kita belajar dari kisah Daud dan Saul bahwa Tuhan-lah yang memutuskan. Seseorang yang sudah pernah menempuh pendidikan teologia dan mengantongi banyak gelar memang baik. Namun tidak selalu berarti dia adalah pilihan Tuhan.

Manusia tidak bisa menobatkan seseorang dalam pelayanan—hanya Allah yang bisa. Yang dapat kita lakukan hanyalah mengakui dan menerima siapa yang Tuhan telah tetapkan untuk melayani Dia.

Jadi jika Anda merasa terpanggil dalam sebuah pelayanan, entah apapun yang Anda pikirkan, mulailah dengan berlaku setia dalam hal-hal kecil. Lakukan semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Tesalonika: “karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah” (I Tesalonika 2:4). Oleh karena itu, jangan memusingkan apa yang orang lain pikirkan terhadap Anda. Layani Tuhan saja dengan setia.

 

Sumber:

Greg Laurie

 

BACA JUGA:

Beda dengan Lainnya, Hasil Quick Count TV One Jadi Lelucon

Harus Dihargai Jika Lembaga-lembaga Survei Punya Hasil Berbeda

Alejandro Sabella: Jerman Selalu Sulit Diatasi

Jangankan Mesin Jahit, Keturunan pun Tuhan Beri

Sumber : Greg Laurie | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami