Semenjak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terus melakukan teror, banyak umat Kristen di Irak yang pergi meninggalkan negara mereka. Namun, ada juga yang masih berada di sana, dengan rasa takut yang luar biasa. Bagi mereka yang tinggal di Irak, hanya ada tiga pilihan yang bisa mereka lakukan. Bayar pajak bagi non Muslim (sesuai dengan hukum syariah), meninggalkan negeri kelahiran mereka, atau kehilangan kepala.
Seperti yang dilaporkan CBN News, Bartilla adalah salah satu kota dimana penduduk umat Kristennya sebagian besar telah meninggalkan Nineveh, yaitu sekitar 25.000 umat. Tidak ada air di sana karena ISIS telah mematikannya, begitu juga tidak ada listrik karena telah dipadamkan pemerintahan Perdana Menteri Nouri al Maliki.
Ketika ISIS menguasai Nineveh, kota di dekat Bartilla, Pendeta Majeed menyatakan bahwa ISIS membuat peraturan. Pendeta ini sedikit dari pendeta yang masih tinggal di Iran mengatakan bahwa umat Kristen harus patuh dan membayar. “Jika tidak, mereka bisa tinggalkan Nineveh,” kata Majeed. “Dan jika mereka tidak mau pergi dan tidak mau bayar pajak, mereka harus memberikan kepala mereka,” ujarnya lagi.
“Jadi tolong doakan kami. Inilah yang kami butuhkan,” ujarnya. “Kami percaya bahwa doa sangat penting karena kami mendengar ketika seseorang berdoa, dia juga bekerja. Namun ketika dia berdoa, Tuhan yang bekerja,” ujarnya. “Jadi penting bagi gereja-gereja di luar Irak menaikkan doa dan juga berpuasa untuk umat di Irak,” lanjutnya.
“Tolong doakan kami – ini hanya satu-satunya hal yang bisa dilakukan saat ini. Kami tidak bisa melakukan apa-apa. Orang-orang di luar juga tidak bisa melakukan sesuatu buat kami kecuali berdoa.”
Baca juga :
Surat dari Gadis 15 Tahun Untuk Ayahnya
Pacaran dengan Visi Misi yang Benar
Otak Tiba-Tiba Blank? Atasi dengan Ini
Cahaya Dari Timur, Cerita Pesepakbola Asal Maluku
Sumber : cbn.com by lois ho/jawaban.com