Kian memanasnya konflik antara pihak partai penguasa dengan oposisi membuat militer Thailand akhirnya turun tangan mengambil alih negara dan memberlakukan status darurat perang. Untuk membuat situasi tidak semakin meruncing, junta militer telah memerintahkan 10 stasiun televisi untuk menghentikan penyiaran.
Adapun sepuluh stasiun TV Thailand yang tidak diizinkan melakukan aktivitasnya adalah MV 5, DNN, UDD, Asia Update, P&P, Four Channel, Bluesky, FM TV, TNews, dan ASTV.
Seperti dilaporkan Reuters, tindakan ini diambil militer untuk mencegah distorsi berita yang bisa menciptakan kesalahpahaman. Dalam keterangan pers, pihak militer menyatakan penutupan akan terus terjadi hingga mereka bisa memastikan berita yang disebarkan adalah akurat dan tidak ada penyimpangan.
Sementara itu, Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya di KBRI Bangkok, Subandrio menyatakan bahwa tindakan militer Thailand mengambil pemerintahan bukanlah bermaksud untuk melakukan kudeta. Akan tetapi bermaksud menenangkan keadaan yang sedang kacau di Negara Gajah tersebut.
Pasca lengsernya Yingluck Shinawatra dari kursi perdana menteri 7 Mei 2014 lalu, situasi politik dan keamanan Thailand menjadi tidak kondusif. Kelompok Baju Merah yang merupakan pendukung pemerintahan terus berupaya menyelamatkan kursi yang dikuasai Yingluck dan menentang upaya penggulingan yang dilakukan pihak oposisi.
Baca juga:
Fakta Menarik Seputar Indonesia VS Thailand di SEA Games
Ketika Anak Memutuskan Ingin Menikah Muda
Dokumentasi Kopdar Forum JC 3 Mei 2014
Sumber : berbagai sumber / budhianto marpaung