Majunya tokoh senior Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai cawapres Joko Widodo berdampak pada pecahnya suara partai pohon beringin ini. Hal ini semakin diperkuat oleh dukungan resmi Partai Golkar terhadap pasangan Prabowo-Hatta tepat setelah mendeklarasikan diri sebagai capres dan cawapres pada Senin, 19 Mei 2014 kemarin.
Kendati begitu, para pengamat politik berpendapat dukungan resmi tersebut tidak serta merta membuat massa Golkar mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Namun jauh lebih berisiko terhadap pecahnya suara Golkar di Pilpres 9 Juli nanti.
“Jadi ketika Jusuf Kalla diambil Jokowi sebagai cawapresnya, tentu suara Golkar akan pecah,” kata Alfan Alfian, pengamat politik dari Universitas Nasional, Jakarta, seperti dirilis BBC, Senin (19/5).
Hal senada juga disampaikan juru bicara Jusuf Kalla dan juga politisi Golkar, Poempida Hidayatulloh bahwa kemungkinan itu sudah diprediksi sejak lama. “Sebenarnya ini sudah diprediksi oleh berbagai survey kan. Jadi bukan sesuatu yang aneh dan luar biasa. Tapi yang jelas banyak yang kecewa dengan keputusan DPP mendukung Gerindra,” kata Poempida.
Peompida menyampaikan bahwa Kalla telah siap dengan segala keputusan DPP Partai Golkar terkait keberpihakan Kalla ke partai lain. Ia juga siap bila harus dipecat dari kader Golkar.
Berdasarkan hasil pengamatan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), suara Golkar diperkirakan akan tetap menyumbang suara jauh lebih besar kepada Jokowi-JK dibanding dengan pasangan Prabowo-Hatta. Survei menemukan bahwa dukungan Golkar akan mencapai 40 persen kepada Jokowi, dan 27 persen untuk Prabowo.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Alihkan Kejenuhan Kerja Dengan Wisata Rohani Ini!
Presiden Korsel Tangisi Tragedi Sewol
Kisah Pertobatan Wanita Titisan Nyi Roro Kidul
Pendeta Australia Ini Dibekuk Polisi Karena Berdoa
Pilpres 2014 Hanya Berlangsung 1 Putaran
Sumber : Okezone.com/jawaban.com/ls