Setiap manusia didunia ini membutuhkan persahabatan, tidak hanya orang tua, tetapi anak kecilpun senang dan mau mencari sahabat. Oleh sebab itu, persahabatan menjadi sangat penting bagi setiap orang. Persoalannya berapa banyak orang tua yang mau menjadi sahabat bagi anak-anaknya ? Harusnya tidak sulit menjadi sahabat bagi anak sendiri bukan ?
Lalu bagaimana caranya agar orang tua bisa menjadikan anak-anaknya menjadi sahabatnya,
Pertama, Sebagai orangtua harus terlebih dahulu mempunyai sikap yang benar terhadap anaknya. Siapa sih anak saya sesungguhnya, maksudnya apakah hanya sebatas pelanjut keturunan atau marga saja supaya tidak sampai hilang, atau lebih dari sekadar penyambung keturunan. Ulangan 11 : 18, 19, "Tetapi kamu harus menaruh perkataan-Ku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu. Kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Jadi di sini Tuhan meminta kita untuk mewariskan iman kita kepada anak, jadi anak adalah pewaris iman kita, itu adalah sikap yang harus dimiliki oleh orang tua. Jangan sampai melihat anak hanya penyambung keturunan belaka dan juga penting supaya kita menyadari bahwa anak itu bukanlah beban.
Kedua, Perlu sekali bagi orang tua untuk memasuki dunia anak. Dalam hal ini pertama-tama kita mesti pahami tahap perkembangan anak dulu dan pola pemikirannya. Dengan kita tahu dia usia berapa dia mampu berpikir seperti apa baru kita bisa masuk dan dengan tahu pola pemikirannya kita juga bisa menggunakan bahasa-bahasa yang memang dipahami oleh anak-anak seusianya. Matius 7 : 12, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka, itulah isi hukum taurat dan kitab para nabi." Jadi mengertilah anak-anak mempunyai perasaan-perasaan seperti kita meskipun situasinya berbeda dan komunikasikan pengertian kita itu kepada mereka.
Sebagai orang tua peran yang harus kita berikan kepada anak adalah:
a. Kita perlu menerima kelemahan anak kita sendiri. Artinya jangan kita itu melecehkannya karena kelemahannya, justru kalau kita melecehkannya dia tidak merasakan kita sahabatnya sebab kita pun tidak mau bersahabat dengan orang yang melecehkan kelemahan kita.
b. Kita bersama dia menikmati kesukaannya. Contoh kesukaan anak akan lagu-lagu modern. Hal lainnya lagi kita bisa bermain bersama anak, misalnya berfantasi, main masak-masakan, main boneka dsb.
Jadi persahabatan tidak dibentuk pada usia anak sudah berusia 11 tahun, persahabatan itu dibentuk melewati proses waktu dan harus dimulainya dari bawah. Dari umur sedini mungkin dan waktu kita berhasil membangunnya tahap demi tahap, kita mulai memetik hasil atau buahnya nanti di kemudian hari pada anak-anak remaja.
Untuk menjadi sahabat anak, kita mesti memainkan dua peran yaitu:
a. Di satu pihak kita memang sahabat, seolah-olah selevel
b. Di pihak lain kita jangan sampai melupakan status kita sebagai orang tua jadi itupun kita harus pertahankan.
Maksudnya apa? Jadilah orang tua dalam pengertian pertama, kita mesti memberikan cinta kasih kepada anak, kita tidak boleh melupakan bahwa tugas kita adalah mengasihi mereka, memperhatikan dan mendisiplin mereka. Kadang-kadang ada orang tua yang merasa saya dekat dengan anak, bersahabat dengan anak, tapi sampai tidak mendisiplin anak waktu anak berbuat salah. Tentu ini kesalahan, jadi penting orang tua berfungsi sebagai orang tua yang mendisiplin anak-anak. Alkitab memberikan nasehat kepada kita Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amsal 17:17
Pertanyaannya sudahkah anda menjadi sahabat bagi anak-anak anda ?
Sumber : sabda org, berbagai sumber, zf