Melampaui Penghakiman
Sumber: lakeforestdentalarts.co

Kata Alkitab / 19 May 2014

Kalangan Sendiri

Melampaui Penghakiman

Budhi Marpaung Official Writer
6026

Anda pasti pernah mendengar ungkapan: Tidak seorang pun yang sempurna. Ya, kita semua membuat kesalahan; kita semua mempunyai kelemahan pribadi; dan kita semua membutuhkan pertolongan dalam bidang tertentu. Tidak seorang pun dari kita yang telah “tiba”; kita semua berusaha untuk maju.

Namun begitu, jika kita mau melihat fakta yang ada, betapa mengerikan beberapa orang memperlakukan orang lain pada masa kini. Jarang sekali terlihat atau terdengar orang mendorong semangat, mengampuni, atau memuji sama sakali. Orang yang marah bahkan dapat dikatakan ada banyak sekali.

Saya percaya bahwa banyak kritik serta kurangnya anugerah dan kemurahan berasal dari fakta bahwa kita ingin diri sendiri dan orang lain menjadi sempurna. Kita ingin hubungan kita menjadi sempurna. Hanya saja, harapan tidaklah seperti realitanya.

Solusi atas permasalahan ketidaksamaan harapan dengan realitas kehidupan bukanlah penghakiman, tetapi justru adalah kemurahan. Abraham Lincoln suatu kali pernah berkata, “Saya selalu menemukan bahwa kemurahan menghasilkan buah dibandingkan keadilan yang keras.” Pengalamannya didasarkan pada Firman Tuhan. Yakobus 2:13 mengatakan, “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan [penuh dengan keyakinan yang bahagia] akan menang atas penghakiman.”

Jika orang-orang di sekitar kita sedang bergumul atau berbuat salah, kita perlu menolong mereka, bukan menghakimi dan mengkritik mereka. Bukankah ini cara kita ingin diperlakukan jika kita tidak melakukan segala sesuatu dengan benar?

Di mata Tuhan, kemurahan lebih besar dari penghakiman, dan kita seharusnya selalu memilih untuk bersikap penuh kemurahan daripada menghakimi atau bersikap kritis. Ini tidak berarti bahwa kita seharusnya tidak pernah memperbaiki atau menantang orang lain atau sebaliknya mengizinkan orang lain menginjak-injak kita, atau menganiaya dan salah memperlakukan kita. Sebaliknya itu justru berarti bahwa kita menahan diri untuk tidak menunjuk-nunjuk dan mengkritik setiap kesalahan orang lain.

Kemurahan sejati tidak tunduk pada kesalahan atau dosa yang disengaja atau dilakukan dengan tidak tahu malu. Kemurahan menantang dalam kasih, dengan tujuan menolong orang lain hidup dalam berkat kepatuhan pada Firman Tuhan. Tetapi jika orang lain melakukan yang terbaik dengan motivasi yang murni, kemurahan tidak menarik perhatian pada kesalahan dan kekurangan.

Saya percaya bahwa banyak hubungan sedang bermasalah serius pada masa kini karena orang sama sekali tidak memperhatikan anugerah dan kemurahan terhadap orang lain. Banyak orang bosan dituduh dan dikritik atas kesalahan dan ketidaksempurnaan mereka – dan ini telah membahayakan hubungan yang tidak terhitung banyaknya.

Jika Anda sedang berada dalam situasi ini – Anda tahu bahwa Anda sedang bersikap terlalu keras kepada seseorang – biarkanlah saya mendesak Anda untuk mengembangkan sikap yang penuh kemurahan terhadap kegagalan dan kesalahan orang lain. Penyesuaian sikap yang sederhana ini dapat menyelamatkan hubungan yang penting dan mengubah situasi yang menyedihkan menjadi hubungan yang benar-benar Anda nikmati.


*Disadur dari buku “The Secret To True Happiness” Joyce Mayer.  

 

Baca juga:

Kitab-Kitab yang Akan Dibuka Pada Hari Penghakiman

 Menang atas Peristiwa Buruk

Dokumentasi Kopdar Forum JC 3 Mei 2014

Album Bapa Selidiki Hatiku Stefano Sanjaya, Bukan Asal Jadi! 

Ketika Anak Memutuskan Ingin Menikah Muda

Halaman :
1

Ikuti Kami