Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, 1 Mei 2014 bisa saja dimanfaatkan para elit politik guna mendapat dukungan menjelang pemilihan Presiden 2014 nanti. Namun sektar 2000 buruh yang menggelar demo di depan Istana Negara di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (1/5) pagi menolak untuk dijadikan tunggangan partai politik.
Suasana demo buruh diwarnai dengan jaket merah bertuliskan Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (SPLEM) SPSI dari PT Astra Honda Motor Cikarang. Mereka membawa bendera dan spanduk berukuran 1.5 x 6 meter yang berisi empat tuntutan, yakni:
1. Cabut Inpres No 9/2013 dan Permen no 7/2013 yang menyengsarakan buruh
2. Perbaiki perlaksanaan BPJS kesehatan
3. Tolak upah murah
4. Jangan jadikan organisasi buruh sebagai tunggangan partai politik
Seperti berita yang dihimpun, para buruh berkumpul sejak pukul 09.15 WIB dengan mengendarai motor dan truk. “Ini hari besar buruh jadi kita wajib untuk berunjuk rasa. Kita akan ramai-ramai di sini sekitar puluhan ribu buruh,” kata Teguh, salah satu anggota SPLEM SPSI.
Sementara di sisi lain, peringatan May day ini dijadikan oleh pihak Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk menantang para calon presiden (capres) untuk menandatangani sejumlah tuntutan buruh. Mereka adalah Jokowi, Aburizal Bakrie dan Prabowo. “Capres yang diundang ada tiga, yang konfirmasi ada Prabowo Subianto,” kata Presiden KSPI Said Iqbal, Kamis (1/5).
Penolakan atas tunggangan partai politik dalam demo buruh merupakan hal positif, hal ini penting agar kaum buruh terhindar dari manuver politik yang justru akan merugikan kaum buruh.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Ahok: Buruh Boleh Demo Asal Jangan Merusak
Hary Tanoe Nilai Wajar Gerindra Merapat ke Hanura
Faktor-faktor Penting Memulai Bisnis Laundry
Peringatan Hari Buruh, Jalanan Lenggang Pagi ini
Sumber : Detik.com/jawaban.com/ls