Tidak setiap orangtua akan bertindak dengan cara yang sama terhadap sikap keras kepala seperti itu, maka anak-anak dengan cepat belajar apa yang diperlukan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa akan mencibir dan melolong; orang lain boleh tidur meringkuk dan memaki mata mereka, tetapi jika orangtua menyerah hasilnya sama saja. Dalam hal apapun, anak-anak ini tidaklah belajar ketaatan dan bahagia, tunduk pada otoritas, maupun rasa hormat atau penghormatan untuk apa yang benar. Sebagai gantinya mereka sedang belajar untuk menurut pada kemauan mereka sendiri dan untuk bertindak menurut kepentingan sendiri dan tidak hormat pada berbagai keinginan dan kebijaksanaan orangtua mereka.
Sebab penentangan anak-anak kecil dapat terlihat lucu( sedikitnya kepada kakek dan nenek dan orang tua mereka) kecenderungan adalah untuk tertawa dan berkata, “ bukankah dia lucu?” atau “ lihat dia memang pengacau?” Tetapi ketika kita lakukan ini (dan say temukan godaan ini lebih besar saat ini seperti saya sudah ke-delapan kali jadi kakek), kita sedang membantu menguatkan penentangan. Orang tua harus menaikkan tingkatan harapan mereka dan harapkan ketaatan tetapi dengan suatu wajah bahagia.
Roy Lessin menceritakan cerita ini.
Satu sore kita mengunjungi para teman untuk makan malam. Sesudah makan malam anak-anak melarikan diri untuk main dan kita orang tua mengunjungi ruang tamu . Segera waktu untuk pulang, maka saya memohon dan mengatakan kepada anak-anak bahwa sudah waktunya untuk pergi. “ Baik ayah,” datang jawaban yang cepat. Dan dalam beberapa detik kedua anak itu ada diruang tamu siap dengan mantel terpasang.
“lihat itu,” teman saya berseru kepada isterinya. “ Ya, aku lihat, itu mengagumkan,” dia menjawab.
“ Apa yang mengagumkan,” ia bertanya.
“ Anakmu,” teman menjawab. “ Saat kamu berkata sudah waktunya untuk pergi mereka mematuhi tanpa suatu percekcokan.”
Apa yang para teman ini lihat sebagai hal yang mengagumkan, juga diharapkan para ayah yang lain. Ini adalah perilaku normal sebab ayah ini menggunakan kandang pelatihan Tuhan.
Tuhan ingin anak-anak untuk bahagia. Kebahagiaan menjadi bagian dari berkat Tuhan untuk anak-anak. Tuhan juga ingin anak-anak untuk taat. Ini adalah aturan dan rencana Tuhan, dan penting menyadari bahwa anak-anak durhaka tidak pernah sungguh-sungguh bahagia. Kedua hal ini saling berkaitan. Ketaatan dan bahagia meliputi sikap bahagia dan tindakan taat.