MENDIDIK DENGAN TANPA KEKERASAN
Sumber: google

Pelayanan Anak / 24 April 2014

Kalangan Sendiri

MENDIDIK DENGAN TANPA KEKERASAN

Hevi Teri Official Writer
1283

METODE TUHAN YESUS :

Bagaimana seharusnya kita sebagai orangtua maupun guru secara umum menanamkan disiplin dalam diri anak-anak. Kapan kita dapat menggunakan "tongkat" yang berfungsi sebagai "command" dengan ketegasan kapan kita harus menggunakan kata-kata yang lemah lembut. Bagaimana mendidik dan mendisiplinkan anak dengan cara Alkitab? Dalam Matius 11:28-30 Tuhan Yesus memberi pengajaran yang luar biasa, sebuah pengajaran yang sangat sejuk, tanpa paksaan dan kekerasan : "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Cara Yesus mengajar ini sangat sederhana; pertama : datang kepadaKu, kedua : Aku memasang kuk (beban), yang ketiga : belajarlah kepadaKu. Metode ini dapat pula menjadi cara kita dalam mendidik anak-anak. Pertama : sebagai orang-tua/ guru kita harus menjadi pribadi yang akrap kepada anak-anak, sehingga anak-anak tidak canggung, tidak sungkan, tidak takut untuk datang kepada orangtuanya sebagai sandaran yang memberikan mereka keamanan dan kelegaan. Yang kedua : Orang tua harus menanamkan tanggung-jawab kepada anak sejak awal akan tugas-tugas (beban/kuk) mereka sebagai umat Allah, bahwa beban yang mereka pikul bukanlah beban yang memberatkan, tetapi suatu tugas yang mulia. Dan yang ketiga : Belajarlah kepadaku, yang berarti orang tua harus menjadi panutan bagi anak-anak. Bahwa orangtua harus menjadi pribadi yang patut dicontoh seperti Tuhan Yesus yang lemah-lembut dan rendah-hati. Ketika orang-tua berhasil menjadi tokoh panutan bagi anak-anaknya, hal ini akan memudahkan orang-tua itu mengarahkan anak-anaknya menjadi pribadi yang diharapkannya.

Ghandi adalah seorang tokoh besar dalam sejarah, dengan terang-terangan mengaku bahwa perjuangan yang dia lakukan ter-inspirasi oleh pengajaran cinta-kasih sebagai sari pengajaran Yesus dalam Khotbah diatas Bukit. Maka Gandhi melakukan perjuangannya yang kita kenal gerakan ahimsa dan swadesi, sebuah gerakan anti kekerasan yang terilhami oleh tokoh yang dia kagumi yaitu Yesus Kristus. Meski Gandhi menolak disebut "beragama Kristen" tetapi dia tidak menolak disebut sebagai "seorang Kristen" karena dia adalah seorang penganut ajaran Yesus Kristus. Metode Yesus telah dicontoh oleh Gandhi, kemudian Gandhi menjadi guru dan teladan bagi rakyat India untuk berjuang dalam kemerdekaan India dengan tanpa kekerasan, kesuksesannya sudah terbukti. Maka, kitapun bisa memandang hal tersebut sebagai sebuah inspirasi yang memotivasi kita menjadi teladan yang patut dicontoh anak-anak kita. Bahwa kita selalu memegang sebuah amanat, masa depan anak-anak kita tergantung dari bekal pendidikan dan pembentukan karakter yang kita bina sejak awal.

 

*) SarapanPagi Biblika

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami