 
				
								
							 
									 
					METODE TUHAN YESUS : 
 
Bagaimana seharusnya kita sebagai orangtua maupun guru secara umum  menanamkan disiplin dalam diri anak-anak. Kapan kita dapat menggunakan  "tongkat" yang berfungsi sebagai "command" dengan ketegasan kapan kita  harus menggunakan kata-kata yang lemah lembut. Bagaimana mendidik dan  mendisiplinkan anak  dengan cara Alkitab? Dalam  Matius 11:28-30 Tuhan  Yesus memberi pengajaran yang luar biasa, sebuah pengajaran yang sangat  sejuk, tanpa paksaan dan kekerasan : "Marilah  kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi  kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,  karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat  ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." 
 
Cara Yesus mengajar ini sangat sederhana; pertama : datang kepadaKu,  kedua : Aku memasang kuk (beban), yang ketiga : belajarlah kepadaKu.  Metode ini dapat pula menjadi cara kita dalam mendidik anak-anak.  Pertama : sebagai orang-tua/ guru kita harus menjadi pribadi yang akrap  kepada anak-anak, sehingga anak-anak tidak canggung, tidak sungkan,  tidak takut untuk datang kepada orangtuanya sebagai sandaran yang  memberikan mereka keamanan dan kelegaan. Yang kedua : Orang tua harus  menanamkan tanggung-jawab kepada anak sejak awal akan tugas-tugas  (beban/kuk) mereka sebagai umat Allah, bahwa beban yang mereka pikul  bukanlah beban yang memberatkan, tetapi suatu tugas yang mulia. Dan yang  ketiga : Belajarlah kepadaku, yang berarti orang tua harus menjadi  panutan bagi anak-anak. Bahwa orangtua harus menjadi pribadi yang patut  dicontoh seperti Tuhan Yesus yang lemah-lembut dan rendah-hati. Ketika  orang-tua berhasil menjadi tokoh panutan bagi anak-anaknya, hal ini akan  memudahkan orang-tua itu mengarahkan anak-anaknya menjadi pribadi yang  diharapkannya.  
 
Ghandi adalah seorang tokoh besar dalam sejarah, dengan  terang-terangan mengaku bahwa perjuangan yang dia lakukan ter-inspirasi  oleh pengajaran cinta-kasih sebagai sari pengajaran Yesus dalam Khotbah  diatas Bukit. Maka Gandhi melakukan perjuangannya yang kita kenal  gerakan ahimsa dan swadesi, sebuah gerakan anti kekerasan yang terilhami  oleh tokoh yang dia kagumi yaitu Yesus Kristus. Meski Gandhi menolak  disebut "beragama Kristen" tetapi dia tidak menolak disebut sebagai  "seorang Kristen" karena dia adalah seorang penganut ajaran Yesus  Kristus. Metode Yesus telah dicontoh oleh Gandhi, kemudian Gandhi  menjadi guru dan teladan bagi rakyat India untuk berjuang dalam  kemerdekaan India dengan tanpa kekerasan, kesuksesannya sudah terbukti.  Maka, kitapun bisa memandang hal tersebut sebagai sebuah inspirasi yang  memotivasi kita menjadi teladan yang patut dicontoh anak-anak kita.  Bahwa kita selalu memegang sebuah amanat, masa depan anak-anak kita  tergantung dari bekal pendidikan dan pembentukan karakter yang kita bina  sejak awal. 
*) SarapanPagi Biblika