Otoritas berarti pendelegasian hak-hak untuk mengatur atau memimpin. Ini berarti kuasa untuk bertindak, memutuskan, memerintahkan, dan menilai; hak untuk menentukan kebijakan dan tanggung jawab untuk menentukan kendali dalam hidup anak-anak dalam batas otoritas yang diberi Allah. Tuhan mempunyai kemutlakan otoritas dan hak Pencipta yang berdaulat ( P. 47:2; 103:19; 115:3; Dan. 4:34b; Rom. 9:20b-21). Ada suatu pelajaran penting di sini. Bahkan kendali dan otoritas Tuhan tidak pernah sewenang-wenang sebab [itu] didasarkan pada Kebaikan dan KebajikanNya yang sempurna; itu selalu untuk yang kebaikan dan berkat bagi orang-orang. Sebagai contoh, perintah dari Tuhan tidaklah dirancang untuk menyingkirkan kesenangan kita dan hidup buatan yang menyedihkan. Melainkan, mereka dirancang untuk meningkatkan kapasitas kita untuk memberkati. Ini sesuai dengan karakter Tuhan yang kudus sempurna. Ini meliputi keadilan dan kebajikan sempurna Tuhan. Yang tidak bisa dipisahkan dengan semua ini adalah kebaikan Tuhan sebagai Penolong kasih kita. Sebagai suatu ilustrasi, ketika anak-anak kita masih muda kita memberi mereka sepeda roda tiga saat mereka cukup tua untuk mengendarainya, tetapi kita yang menetapkan aturan: mereka tidak bisa mengendarai sepeda roda tiga mereka dijalan mobil atau diatas trotoar kakilima tetapi di jalan. Aturan yang membatasi mereka keluar dari cinta dan tanggung jawab sebagai orangtua, tetapi tujuannya adalah untuk menjaga mereka untuk tidak digilas mobil.
Sumber : google