Dahlan Iskan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari keluarga yang miskin. Karena itu, dia punya prinsip, “Hidup bagi orang miskin, harus dijalani apa adanya.” Ayah Dahlan bekerja serabutan sedangkan ibunya seorang pembatik di desanya, Kebon Dalem, sebuah kampung yang tentu punya kenangan tersendiri buat Dahlan.
Namun, prinsip itu bukan tanda menyerah, bahkan kemiskinan yang dirasakannya tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap bersekolah meskipun tidak punya alas kaki untuk dipakai. Dia berjalan puluhan kilometer untuk sampai di tempatnya bersekolah, sampai kaki melepuh dan lecet.
Dahlan merasa gagal ketika lulus dari Sekolah Rakyat, raportnya menampilkan tiga angka merah. Ayahnya terlihat sangat kecewa. Tapi, nasihat ibunya selalu terngiang, “Tapi dimanapun sekolahnya, yang penting niat belajarnya.”
Sewaktu SMP, Dahlan mulai aktif dalam organisasi dan kegiatan sekolah. Dia pun terpilih sebagai kapten tim bola voli MTs Takeran. Kegiatan itu dilakukannya tanpa sepatu. Saat mengikuti perlombaan bola voli di tingkat Kabupaten Magetan, keinginannya untuk memiliki sepatu makin besar.
Di saat yang sama, ibunya juga jatuh sakit akibat bekerja terlalu keras. Dahlan harus berjuang untuk menghadapi kemiskinan, menjaga adiknya, dan terus mengejar mimpinya. Namun, pada akhirnya bagaimana dia menyikapi keterbatasan itu membuat dia berhasil meraih mimpinya.
Baca juga :
Main Game Online yang Murah? Ini Cara Menyiasatinya
Tanda Anda Hanya Dijadikan Pelarian
Captain America VS The Winter Soldier
Miskin Ga Boleh Sakit? Siapa Bilang? Ada BPJS Kok
Berbagai Fungsi Menurun, Lansia Tetap Bisa Sehat Bahagia
Sumber : 21cineplex.com by lois ho/jawaban.com