Proverbs 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu,” merupakan ayat dasar dari penyelidikan ini dan merupakan salah satu perintah Alkitab secara langsung kepada orangtua. Tapi apakah ada hal yang lebih menantang atau terhormat daripada tanggung jawab dan hak istimewa ini? Mendidik anak menurut jalan yang patut baginya selalu merupakan tugas yang besar dan penting disetiap generasi karena semua yang terlibat dalam proses membesarkan anak, tapi apakah ada masa dimana tantangan lebih besar dari saat ini? Perkembangan anak dan cara pandang tentang hidup merupakan hasil dari proses mendidik.
Disitulah anak akan mengembangkan pemikiran mereka tentang Tuhan, manusia, diri mereka (pentingnya diri, sumber keamanan, tujuan dalam hidup), dan tentang lingkungan dan cara pandang dunianya. Tapi semakin jauh lingkungan keluar dari kebenaran Alkitab dan nilai, prioritas dan kepercayaannya, lebih sulit tugas kita mendidik anak. Ini sebagian disebabkan oleh pengaruh negative dan tekanan atas anak, tapi juga karena orangtua terlalu sering berpikir dan bertindak seperti lingkungan mereka. Mereka mengambil struktur kepercayaan dan hidup menurut nilai dan prioritas lingkungan itu. Dampaknya terhadap cara berpikir dan prilaku anak sangat besar dan dengan hanya melihat sekilas apa yang terjadi disekitar kita sudah menjelaskan semuanya. Apa yang dipercaya lingkungan akan selalu menentukan bagaimana itu hidup. Ada alirah budaya, dan aliran ini selalu ditemukan dalam pikiran orang. Seperti mendiang Francis Schaeffer menjelaskan:
Orang punya praanggapan, dan mereka akan hidup lebih konsisten atas dasar praanggapan ini lebih dari yang mereka sadari. Melalui praanggapan kita memnjalankan cara dasar seseorang melihat hidup, cara pandang dunianya, garis-garis peta dimana dia melihat dunia. Itulah praanggapan dimana seseorang melihat itu kebenaran dari yang ada. Praanggapan orang meletakan dasar semua yang mereka tunjukan didunia luar. Praanggapan juga menyediakan dasar nilai dan kemudian dasar keputusan mereka.
“Apa yang manusia pikir, itulah dia,” merupakan suatu yang mendasar. Seseorang bukan hanya produk kekuatan disekelilingnya. Dia memiliki pikiran, dunia dalam diri. Kemudian, setelah berpikir, seseorang bisa melakukan tindakan didunia luar dan kemudian mempengaruhinya.1
Peranggapan kita, yang menentukan cara pandang dunia kita, umumnya diambil dari keluarga. Tapi ada banyak kekuatan jahat yang sedang bekerja untuk mempengaruhi cara pandang dunia keluarga (baik orangtua dan anak) untuk menjauh dari kebenaran Tuhan saat itu dikembangkan pada kita dalam halaman Firman Tuhan.
>>>>