Setiap orang yang ada didunia ini membutuhkan pujian. Baik orang tua, pemuda, remaja maupun anak-anak. Orang yang tidak biasa mendapat pujian, akan merasa tidak berharga atau segala sesuatu yang dikerjakan tidak mendapat penghargaan. Sebaliknya jika terlalu memuji dan tidak pada tempat dan konteksnya maka akan berdampak tidak baik juga bagi seorang anak. Harus disadari bahwa manusia tidak sempurna, demikian pula dengan anak. Anak tidak sempurna, sehingga selalu ada kekurangan dan kelebihan. Tujuan dari pujian adalah melihat kelebihan bukan kesempurnaan. Sebaliknya ketika seorang anak berbuat kesalahan dapat dipastikan akan ditegur, dikoreksi agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Tujuan dari teguran dan pujian adalah agar anak memperbaiki kesalahan atau kekuarangan dan mempertahankan satu perbuatan yang baik yang terus diulang yang akan menghasilkan satu kebiasaan yang baik.
Ada dampak psikologis dari pujian, baik itu secara positif maupun secara negatif terhadap seseorang. Dampak positif akan membuat anak merasa diterima oleh orang tuanya. Anak juga akan bertumbuh dan bangga atas dirinya sendiri. Hal ini akan membangkitkan rasa senang yang akan mendekatkan hubungan antara dengan orang tuanya.
Dampak negative akan muncul apabila pujian yang diberikan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan, akibatnya anak akan salah mempersepsikan dirinya. Selanjutnya hal ini membawa dampak kurang baik dalam relasi anak dengan teman-temannya. Ketika anak kecewa atas kritikan atau celaan teman-temannya, ini akan memperburuk relasi sosialnya dan kemungkinan membuat anak membenci dirinya sendiri. Untuk menghibur dirinya yang terluka, sebagian anak bersikap sombong dan tidak mau menerima masukan dari orang-orang di sekitarnya.
Pertanyaannya kapan pujian pantas diberikan ?
Perlu diperhatikan bahwa seyogyanya kita mengarahkan pujian kita pada sifat-sifat baik yang anak tampilkan: kasih, murah hati, ingin berdamai, meminta maaf, tekun, jujur, dst. Kita perlu menghindarkan diri memuji anak terlalu banyak dari segi fisiknya atau segi-segi yang dimilikinya dan bukan yang diusahakannya, misalnya kecantikannya, kepandaiannya, kekuatan ototnya, dsb. Karena itu hanyalah penghargaan yang bernilai sementara. Apa yang dimiliki seseorang itu adalah pemberian yang harus diterima dengan pengucapan syukur. Lagipula fokus kita akan sifat baik itu lebih membuat anak merasa mampu mencapainya dan mempertahankan apa yang telah dicapainya.
Batas-batas memuji anak agar dampak negatif pujian berlebihan dapat dicegah?
1. Memuji anak perlu memperhatikan waktu yang tepat, selain juga isi pujian yang tepat.
2. Sekali suatu perilaku terbentuk sebagai kebiasaan, pujian hanya perlu diberikan sekali-sekali, lalu berhenti sama sekali. Setelah itu kita boleh arahkan pujian kita pada hal-hal lain yang lebih mendasar dan dengan itu kita mengembangkan kepribadian anak.
Mengapa ketika memuji anak, adakalanya hasil yang kita dapatkan justru berkebalikan dari hasil yang kita inginkan?
2. Kemungkinan lain adalah anak tidak puas hanya dengan pujian saja dan mengharapkan sesuatu yang lebih, misalnya diperbolehkan main PS atau multiplayer game, dan sebagainya. Atau berharap diberi mainan yang mahal yang kita tidak mampu membelinya atau yang kita tidak ijinkan.
Hambatannya sehingga kita sulit sekali memuji anak:
1. Masalah kebiasaan. Orang tua tidak terbiasa menghargai orang lain, dan karena itu juga tidak terbiasa menghargai anak sendiri yang tiap hari bersama mereka.
2. Orang tua sulit melihat hal positif pada diri anak mereka secara pas.
3. Orang tua sering menganggap kelebihan anak sebagai sesuatu yang biasa yang memang sudah seharusnya demikian.
4. Orang tua banyak mengalami kesulitan hidup sehingga tidak melihat hal-hal yang cerah dan menggembirakan dalam hidup, termasuk dalam kehidupan anak-anaknya.
Alkitab selalu memberikan pujian yang murni kepada setiap orang secara khusus didalam keteguhan iman kepada Kristus. 1 Petrus 1:7, "Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya."
Sumber : berbagai sumber