Kenetralan Polri dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 sempat dipertanyakan saat Polri terkesan mengistimewakan Joko Widodo. Sikap mengistimewakan itu tampak saat Polri mengawasi Jokowi, calon presiden dari PDIP, dengan menurunkan jumlah aparat 12 orang dari yang sebelumnya hanya enam orang.
Menurut Neta S. Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Polri memperlakukan Jokowi secara istimewa dibandingkan dengan Prabowo atau Wiranto. “Dalam kasus ini Polri seakan memberi keistimewaan pada Jokowi. Sementara pada Prabowo dan Wiranto yang juga tampil sebagai capres, Polri tidak memberikan pengawalan khusus,” katanya, Minggu (6/4) seperti dilansir dari JPNN.
Oleh karena itu, Neta meminta Polri menjelaskan alasan mereka memperlakukan Jokowi secara istimewa.
Sebelumnya IPW juga mendesak agar Polri memaparkan secara transparan bagaimana proses penambahan aparat untuk mengawal Jokowi. IPW berupaya mencegah agar publik tidak curiga kalau-kalau Polri berpihak kepada capres tertentu.
Dalam rilisnya, Neta berpesan agar Polri jangan mau dipolitisasi dan dapat bersikap profesional serta independen sepanjang proses Pemilu 2014.
BACA JUGA:
Dijual Pacar, Aku Jadi Pelacur 12 Tahun
Keluarga Korban MH370 Asal China Tuntut Bukti dari Malaysia
Aneka Kreasi Susu Kedelai yang Patut Dicoba
Para Istri, Pelajari Hal Ini Jika Suami Anda Tertutup
Studi: Jumlah Kaum Nasrani yang Dukung Homoseksual Meningkat
Sumber : Tribun | JPNN | yk