LIMA BAHASA KASIH UNTUK ANAK-ANAK
Sumber: google

Pelayanan Anak / 5 April 2014

Kalangan Sendiri

LIMA BAHASA KASIH UNTUK ANAK-ANAK

Hevi Teri Official Writer
5657

BILAMANA SEORANG ANAK MERASA DICINTAI


Apabila anak merasa benar-benar dicintai oleh orangtuanya, ia akan lebih tanggap terhadap pengarahan orangtua disegala bidang kehidupannya. Pada dasarnya ada lima cara anak (sebenarnya semua orang) dalam mengutarakan serta memahami cinta emosional, yaitu:


1. Words of Affirmation
Kasih dapat diungkapkan melalui kata-kata yang memberikan rasa bahagia dan bangga kepada pasangan atau anak. Pujian atau penghargaan secara verbal paling baik diungkapkan secara singkat dan langsung: "kamu cantik sekali pakai baju itu", "Papa dan mama dengan kamu nak" Ada berbagai macam ungkapan afirmasi:
- Kata-kata yang membesarkan hati.
- Ungkapan dengan nada suara lembut.
- Permintaan dengan kerendahan hati.
- Pujian (fisik, prestasi, bantuan). Bila sulit untuk bicara langsung, ungkapkan dengan surat, kartu, sms, email. Ingat, tujuannya adalah menyenangkan pasangan, orang tua atau anak kita, bukan memenuhi kebutuhan pribadi.

2. Quality Time
Aspek terpenting adalah "kebersamaan": memberikan perhatian penuh, menunjukkan kasih sayang dan menikmati kegiatan bersama. Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk mendengarkan dan bersama-sama dengan orang yang kita cintai? Waktu yang dimaksud disini bukan berarti hanya waktu liburan, tapi waktu yang berkualitas, yaitu waktu dimana orang yang kita cintai membutuhkan kehadiran kita secara fisik hadir di depannya.
Bagi seorang anak, mungkin waktu yang berkualitas bagi dia adalah waktu sore hari, dimana dia membutuhkan kehadiran orang tua, agar dia bisa menceritakan bagaimana serunya tadi dia bermain di sekolah.
Bagi seorang suami, waktu yang berkualitas mungkin selepas makan malam, dimana dia berharap sang istri mau menemaninya berbincang-bincang tentang kondisi bisnisnya, tentang bagaimana membangun masa depan keluarga mereka. Apakah sebagai istri misalnya, bisa dan mau menyediakan waktu tersebut, ataukah tayangan sinetron lebih menarik perhatian?
Dan bagi sang suami, apakah masih mempunyai waktu mengantar istri berbelanja, atau lebih suka mengutak-atik mobil dan membiarkan istri pergi sendiri?

3. Receiving Gifts
Banyak suami istri atau anak yang merasa dicintai bila menerima pemberian istimewa dari pasangan atau orangtuanya. Memberi hadiah merupakan bahasa cinta yang paling mudah dipelajari. Hadiah yang diberikan tidak harus sesuatu yang mahal, tetapi menunjukkan bahwa pasangan atau orang tua memberikannya sebagai ungkapan cinta. Pemberian hadiah akan semakin dihargai bila berupa "kejutan menyenangkan". Selain dalam bentuk benda atau hasil karya lain. Kehadiran pasangan atau anggota keluarga pada saat-saat penting (melahirkan, acara keluarga, kematian) merupakan hadiah yang tidak ternilai harganya. Ungkapkanlah secara terus terang bila ingin pasangan, orang tua atau anak kita hadir pada saat tertentu. Jangan berharap mereka dapat membaca pikiran kita.

4. Acts of Service
Pada umumnya istri/ibu bertanggung jawab mengurus rumah tangga, anak dan melayani suami. Padahal banyak istri yang berharap suami juga ikut membantu mereka. Pemberian bantuan atau "service" akan memperkuat cinta bila dilakukan dengan senang hati (bukan karena rasa bersalah atau terpaksa) dan atas dasar permintaan (bukan perintah atau ancaman). Bahasa kasih ini mengajak kita untuk mau melakukan suatu tindakan bagi orang lain sebagai tanda cinta kita. Banyak orang yang salah mengartikan kata pelayanan disini, menganggap kita harus melakukan sesuatu 100% bagi orang lain. Padahal kata pelayanan disini artinya kita mau membantu orang yang kita cintai melakukan suatu tindakan yang sebelumnya tidak kita lakukan. Mungkin para suami bisa dengan membantu istri untuk memasak dan menyiapkan makan di dapur. Atau para istri bisa membantu suaminya untuk mencuci mobil.

5. Physical Touch
Sentuhan fisik seperti merangkul, membelai, menepuk punggung dan lengan, ataupun sekedar bergandengan tangan, secara emosional dapat meningkatkan kualitas hubungan cinta anda. Seorang anak yang mendapat prestasi bagus di sekolah misalnya, selain dipuji juga ditepuk punggungnya oleh orang tuanya, akan merasakan kesenangan yang berlipat ganda, karena dia merasakan kasih tersebut lewat hati (pujian) dan fisik (tepukan).

Apapun jenis bahasa cinta yang paling dipahami anak, ia butuh ungkapan cinta itu diucapkan dengan suatu cara, yang tanpa syarat. Cinta tanpa syarat memperlihatkan cinta terhadap anak tanpa mempedulikan seperti apa anak itu, tanpa mempedulikan potensi, kekurangan, atau pun cacat apa saja yang dimilikinya; tanpa mempedulikan apa yang kita harapkan darinya; dan yang paling sulit yakni tanpa mempedulikan perilakunya. Tetapi bukan berarti kita menyukai semua perilakunya. Pendidikan dan pendisiplinan baru dapat dilakukan secara efektif apabila tangki emosional anak sudah terisi. Tidak ada cinta tanpa syarat yang terlalu banyak dan pantas diterima seorang anak. Anak yang memandang rendah diri sendiri akan dihantui oleh pelbagai pikiran seperti, "Saya tidak sepintar, seatletik, atau secantik anak lain ". Sebagai orangtua kita perlu berusaha semampu kita agar anak menghargai dirinya secara sehat dan memandang dirinya sebagai anggota masyarakat yang penting dan memiliki bakat dan kemampuan istimewa serta berhasrat menjadi manusia yang produktif. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa dasar emosional seseorang terbentuk dalam delapan belas tahun pertama hidupnya, terutama dalam hal hubungan ibu/anak. Anak yang dibesarkan dengan cinta bersyarat akan belajar mencintai dengan cara yang sama.
Kita harus mengkomunikasikan cinta dalam bahasa yang dipahami anak. Sedikit sekali anak yang merasa dirinya dicintai dan disayangi tanpa syarat. Satu kenyataan lagi, sebagian besar orangtua sangat mencintai anak-anak mereka. Mengapa terjadi kontradiksi yang mengerikan seperti ini? Penyebab utamanya yaitu hanya sedikit orangtua yang mengetahui cara menyampaikan cinta yang mereka rasakan di hati ke hati anak mereka. Beberapa orangtua berasumsi bahwa cinta mereka terhadap anak akan otomatis diketahui anak. Sementara beberapa orangtua beranggapan bahwa mereka mengatakan "Ayah/Ibu mencintaimu" saja sudah cukup mampu menyampaikan cintanya. Sayang sekali, anggapan ini keliru.

 

>>>>>

 

By. Gary Champman, Ph.D & Ross Campbell, M.D.

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami