Guru dan Anak
Dalam kerangka itu, saya ingin menyampaikan bahwa tanggungjawabguru, khususnya guru PAK, sangat besar di dalam membawa anak-anak didik di sekolah menjadi anak-anak Tuhan. Kalau seandainya mereka ada yang memiliki masalah di rumah, di dalam hubungan dengan orangtua, hubungan saudara, atau kesulitan lainnya, sementara mereka di sekolah tidak mendapatkan perhatian dan bahkan hanya tambahan tugas-tugas yang demikian besar lagi tanpa ada dialog, maka beban akan semakin berat yang dihadapi anak-anak ini. Dalam situasi itulah biasanya godaan datang dari teman-temannya yang sudah terbiasa melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, maka dengan mudah mereka akan terbawa atau terjerumus. Hal ini bisa dimulai dengan ngobrol-ngobrol tentang hal-hal buruk, melihat-lihat gambar porno di HP, menggoda orang, sampai kepada perbuatan-perbuatan yang bisa cenderung ke arah kriminal.
Guru PAK dalam hal ini harus bisa menjadi ”sahabat” bagi mereka, bisa mendengar keluhan-keluhan berat yang mereka rasakan, memahami persoalan mereka dengan sikap lebih terbuka, meneguhkan dan memotivasi, sampai kepada bertindak sebagai ”orangtua angkat” mereka. Kekosongan yang mereka hadapi dalam hubungan dengan orangtua dapat diisi oleh Guru PAK, sehingga mereka masih melihat pengharapan yang kuat, terlebih apabila dalam peneguhan itu Guru PAK berhasil dalam menawarkan Tuhan Yesus sebagai jawaban persoalan mereka. Sebagaimana saya pernah baca dari buku seorang ahli, tujuan kita sebagai pengajar (agama) adalah membawa anak-anak menjadi lebih dewasa dan membebaskan mereka dari ketergantungan terhadap diri sendiri, tetapi tergantung kepada Allah. Biarlah Allah melalui Roh Kudus yang bekerja di dalam hati mereka untuk membuat ketergantungan itu. Seperti firman Tuhan mengatakan, ”nasehatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu (1Tes. 5: 11).Yang penting dari Guru adalah memberikan hati, empati, komitmen, dan waktu bagi mereka, dan itulah sebenarnya Talenta yang saya maksudkan untuk bisa menghasilkan buah.
Sumber : google