“Saya itu aktif di dunia kemahasiswaan di ekstra kulikuler. Nah, itu akhirnya kita membentuk satu aksi mahasiswa Konsulat ITB mula-mula tahun 1966. Kemudian ada Kesatuan Aksi Mahasiswa Bandung, saya ikut pendirinya. Tapi kemudian saya ditugaskan jadi pimpinan di pusat, di Jakarta pada tahun yang sama.” Cerita seorang anak Tuhan yang menggarami politik Indonesia.
Sejak itu, dua tahun kemudian hidupnya mengalami perubahan. Pada tahun 1968, saat usianya masih 24 tahun, dia menjadi anggota DPR termuda. Dia juga merupakan mantan Ketua Panitia AD HOC I BP-MPR RI dan sekarang telah berkelana di dunia politik selama lebih dari 30 tahun.
Di dalam dunia politik yang penuh dengan konflik dan ideology, Jacob mempunyai satu prinsip. “Saya selalu setia pada satu gagasan/idea. Kadang-kadang orang menganggap itu kurang setia kawan. Tapi saya rasa tidak, karena saya memisahkan pertemanan pribadi itu tetap. Tapi gagasan harus kita pegang teguh.”
“Salah satu yang saya yakini itu begini, kita itu harus saling menghormati walau berbeda dan harus bisa dipercaya. Dasarnya sebetulnya, dia itu imago Dei, (gambaran) penampakan wajah Tuhan. Nah, itu yang mendorong untuk saya selalu membangun kebersamaan, toleran, sikap-sikap inklusif.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya yaitu :
Bintang Ganghwa Medal, First Class, Order of Diplomatic Services, Republic of Korea (2008)
Bintang Maha Putra Utama (1999)
Satya Lencana 25 Tahunu DPR RI (1997)
Satya Lencana Penegak (1966)
Jacob juga bersyukur pernah memimpin Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 1999. Dia merasakan manfaat doa dari teman-temannya sehingga berhasil melaksanakan Pemilu tersebut. “Coba Anda bayangkan kalau itu tidak berhasil, dimana kita sekarang? Itu yang pertama meletakkan dasar-dasar reformasi dan demokrasi kita.”
Jacob juga menjadi Presiden Institute Leimena dimana kegiatan yang mereka lakukan juga untuk memberkati bangsa, seperti membantu teman-teman yang ada di DPR dalam rangka merumuskan undang-undang yang sesuai dengan inspirasi dan supramasi undang-undang dasar.
“Sekarang kita juga sedang mempersiapkan sekolah publik leadership,” ujarnya. Selain itu, Leimena juga berperan dalam memimpin beberapa lembaga untuk ikut membangun negeri, melakukan pendidikan warga di daerah-daerah, dan membangun kerjasama dan kebersamaan lintas agama.
Di dalam keluarga, Jacob pun lebih banyak mendengar daripada bicara tentang politik. Menempatkan hal yang tepat di saat yang tepat memang diperlukan. Menjadi garam dan terang dunia melalui tiap bidang yang kita geluti pun memang harus, seperti yang dikatakan Yesus. “Kamu adalah terang dunia,”. Maka kita harus jadi terang bagi sesama.
Sumber Kesaksian :
Drs. Jacob Samuel Halomoan Lumban Tobing MPA
Sumber : V140320112258