Pemerintah Rusia menutup Gereja Harvest, St. Petersburg setelah muncul laporan diadakannya kelas Sekolah Minggu (SM) tanpa izin. Hal ini hanya segelintir kasus dari maraknya penganiayaan terhadap gereja-gereja di Rusia.
Menurut Project Manager Kementerian Rusia, Wade Kusack, gereja Harvest telah melanggar ketentuan yang mengharuskan setiap gereja di Rusia melakukan pencatatan. “Di Rusia, gereja diharuskan memiliki pencatatan. Tanpa pencatatan, tidak satupun berhak melaksanakan kegiatan agamanya. Gereja [Harvest] ditutup terkait pencatatan hukum,” kata Kusack.
Gereja Harvest tidak memiliki cukup dokumen untuk mengadakan kelas pendidikan agama Kristen, dan oleh karena itu pemerintah menglikuidasi gereja tersebut tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Kusack menilai pemerintah seharusnya memberi peringatan terlebih dahulu. “Mereka bisa memberikan peringatan kepada gereja. Atau mereka bisa datang dan memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi mereka memutuskan—setelah menemukan kegiatan yang bisa dibilang ‘tidak berizin’—untuk langsung menutup gereja,” katanya.
Kasus ini selanjutnya dibawa ke Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia. Meski demikian, Kusack yakin hasil apapun tidak akan mengubah keputusan untuk menutup gereja Harvest.
“Kita seharusnya mengerti dan menyadari bahwa masa aniaya gereja sedang tiba kembali, dan semakin terang-terangan tahun demi tahun. Sayangnya, kita menemukan makin banyak aniaya gereja yang terjadi di Rusia,” pungkas Kusack.
BACA JUGA:
Ir. Ciputra, Konglomerat Properti yang Pernah Dililit Hutang
Cecep & Susi: We Found Love in Jail
Semua Capres & Cawapres Akan Dikawal Polisi
Jangan Sampai Golput di Pemilu 2014!
Pellegrini Yakin Inter Kembali Berjaya 2 Tahun Lagi
Sumber : Christian Headlines | yk