Letusan gunung berapi mengandung berbagai materi di antaranya debu dan abu, yang jika terhidrup memberikan resiko bagi tubuh. Efeknya tidak hanya menimbulkan gangguan pernafasan tapi juga iritasi mata dan kulit. Efeknya terbagi dua menurut dokter ahli pernapasan dari RSUP Persahabatan, Agus Dwi Santoso, yaitu :
Efek Akut
Terdiri dari iritasi saluran dan gangguan pernafasan. Hidung berlendir, sakit tenggorokan, batuk kering yang bila berlanjut korban akan mengalami batuk berdahak, sesak nafas, hingga nafas berbunyi. Efek akut juga akan diderita masyarakat yang memang sudah memiliki gangguan pernafasan seperti asma, bronchitis, dan enfisema dengan tingkat yang lebih tinggi.
“Waspada juga pada resiko infeksi saluran nafas akut (ISPA). ISPA diakibatkan iritasi saluran nafas yang menyebabkan infeksi seperti tonsillitis, faringitis, dan bronchitis. Infeksi saluran nafas ditandai demam/meriang, sakit tenggorokan, dan dahak menjadi kental.” ujar Agus menjelaskan.
Efek Kronik
Efek yang satu ini diakibatkan menghirup abu vulkanik dalam waktu lama sehingga fungsi paru menurun, biasanya memerlukan waktu tahunan. Selain itu, abu juga mengakibatkan silikosis pada jaringan paru, yaitu penumpukan silika abu vulkanik dalam paru sehingga menyebabkan gangguan pernafasan.
“Gunakanlah masker atau minimal kain untuk menutup mulut dan hidung, supaya tidak terhirup debu dan abu vulkanik. Masker ini harus digunakan terutama pada populasi beresiko seperti yang sudah mengalami sakit paru, anak-anak, dan orangtua,” kata Agus.
Kewaspadaan masyarakat di sekitar gunung tersebut perlu mendapatkan perhatian. Jagalah kesehatan namun juga status gunung Kelud yang saat ini dalam keadaan bahaya tersebut. Jika perlu, mengungsilah ke kota sekitar.
Baca juga :
Romantis dengan Budget Murah di Hari Valentine
Laparoskopi, Harapan Baru Bagi Penderita Ginjal
Belum Temukan Cinta? Ini Cara Rayakan Valentine
Saat Robocop Memberantas Kejahatan
Samsung S5 Akan Rilis, Ini Bocoran Spesifikasinya
Sumber : kompas.com by lois ho/jawaban.com