Erupsi Sinabung seolah tak kunjung berhenti dan para pengungsi masih harus tinggal di sejumlah posko pengungsian dengan kondisi yang tak menentu dan menimbulkan rasa jenuh. Untuk itu, para pengungsi memilih untuk menggelar musik tradisional sebagai pengusir rasa jenuh.
Seperti ratusan pengungsi di Desa Telagah Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat Sumatera Utara, mencoba menikmati kebersamaan dengan menggelar hiburan rakyat lewat musik dan tarian tradisional yang kerap dilantunkan di pesta-pesta adatnya.
“Menari dan bernyanyi ini spontan saja. Ini sebagai bentuk menghilangkan kerinduan terhadap kampung halaman yang sudah lama ditinggalkan selama pengungsian,” ujar seorang pengungsi, seperti dilansir Antaranews.com, Senin (10/2).
Sembari melantunkan lagu-lagu tradisional, perempuan dan laki-laki turut menari bersama dan dapat dinikmati oleh seluruh pengungsi. Hiburan rakyat ini mereka akui baru digelar pertama kali secara bersama-sama. “Baru kali ini kembali kami menikmati tarian dan nyanyian secara bersama-sama,” lanjutnya.
Sejak November 2013 silam, warga harus meninggalkan kampung halaman dan mendiami posko pengungsian. Di posko ini para pengungsi mengambil tugas bersama dengan sistem piket, yakni pembagian jadwal membersihkan lokasi posko dan memasak untuk seluruh pengungsi dari pagi hingga malam harinya.
Hingga kini, erupsi Sinabung masih terus bergulir, sehingga sulit memprediksi kapan warga kembali mendiami kampung halamannya. Kendati begitu, mereka akan tetap bertahan di posko pengungsian hingga kondisi gunung Sinabung benar-benar dinyatakan aman.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Kemenag Pertimbangkan Usulan SBY Bentuk Ditjen Khonghucu
GMKI Desak Status Sinabung Jadi Bencana Nasional
Susul Sinabung, Status Gunung Kelud 'Waspada'
Dari 127 Gunung di Indonesia, 19 Gunung Berstatus Waspada
Siang ini, Hasil Seleksi CPNS Honorer K2 2014 Diumumkan
Rusak Generasi Bangsa, Pengedar Narkoba Bakal Ditembak mati
Sumber : Antaranews.com/Jawaban.com/LS