Niko, Panglima Kegelapan yang takluk pada Yesus ini dulunya ditakuti lawan dan disegani oleh kawan. Nama Niko Kilikili sudah tidak asing lagi bagi mereka yang tinggal di sebuah kawasan niaga Jakarta Pusat. Pria yang sering mengenakan jubah putih dan menyandang samurai ini mendapat julukan “panglima.”
“Semua orang takut sama saya, dan saya menganggap bahwa diri saya adalah orang yang terhebat,” tutur Niko.
Sudah tak terhitung berapa banyak orang yang tewas di tangannya. Tidak ada belas kasihan dalam hati Niko bagi lawan-lawannya. Namun suatu saat, sebuah bentrokan antar preman membuatnya melakukan kesalahan fatal.
“Akibat ribut itu akhirnya kantor camat Tanah Abang dibakar. Saya yang pimpin keributan itu.”
Karena kejadian itu Niko dan anak buahnya digelandang ke kantor polisi. Namun setelah diproses tak berapa lama kemudian, mereka bebas kembali. Keluar masuk penjara karena perkelahian adalah sesuatu yang biasa bagi Niko, karena ia memang di didik oleh sang ayah untuk itu.
“Niko, kalau kamu mencuri, pakai narkoba atau memperkosa orang dan masuk penjara, kamu tidak akan papa bela. Tapi kalau kamu bunuh orang, sampai dimanapun kamu akan papa bela,” demikian pesan ayah Niko yang rupanya juga seorang jagoan.
Tindakannya yang brutal dan bengis ternyata dimanfaatkan para pengusaha untuk memperlancar urusan mereka. Hal ini membuat uang dengan mudahnya mengalir ke kantong Niko, dan membuatnya ia makin bergelimang dosa. Minuman keras, narkoba dan seks bebas mewarnai hidupnya setiap hari.
“Mengapa saya lakukan semua itu? Jawabannya sangat sederhana. Saya cuma ingin cari damai sejahtera. Saya ingin cari kasih sayang. Sebenarnya saya ingin keluar dari lingkaran setan ini, tapi tidak bisa. Berat sekali.”
Hingga suatu hari, Niko ditawari inex dari Belanda. Saat ia mencobanya, sesuatu yang tak pernah diduganya terjadi.
“Saya pakai inex itu, tapi waktu saya pakai, ternyata saya over dosis.”
Darah mengalir keluar dari telinga, mulut dan hidung Niko, ia pun segera dilarikan ke rumah sakit.
“Dalam perjalanan, dingin pelan-pelan mulai naik dari kaki hingga leher saya. Waktu dingin sudah mulai sampai leher, saya cuma ingat satu lagu sekolah minggu, ‘Yesus.. Yesus.. dokterku yang baik. Dokter dunia tak sama dengan Dia. Saya sakit DIa sembuhkan.’ Pada hal saya tidak pernah ingat lagu itu, sudah lama sekali saya tidak nyanyikan lagu itu. Tiba-tiba bisa ingat dan saya nyanyi lagu itu.”
Di rumah sakit, seorang suster mendengar Niko menyanyikan lagu itu dengan suara yang kecil dan sudah mulai tidak jelas berkata-kata karena lidahnya sudah mulai kaku. Menyadari ajal sudah di depan mata, Niko meminta tolong pada sang suster untuk mendoakannya. Semua keangkuhan Niko saat itu hancur.
“Pada saat maut itu datang, saya sangat ketakutan. Saya sangat menyesal atas semua dosa-dosa yang telah saya lakukan.”
Kegelapan menyelimuti Niko, dalam hatinya berkata bahwa ia pasti ke neraka. Samar-samar ia mendengar dokter mengatakan kepada suster bahwa waktu bagi Niko tinggal sebentar lagi.
“Waktu dokter bilang, ‘Sebentar lagi!’ Saya langsung teriak kenceng-kenceng, ‘ Tuhan Yesus tolong saya! Tuhan Yesus tolong saya!’ Waktu saya teriak seperti itu, suster berdoa. Selesai ‘amin,’ sepuluh menit kemudian dingin mulai turun berlahan-lahan. Dokter bingung, dokter bilang hal seperti ini belum pernah terjadi. Tapi itulah Tuhan Yesus yang ajaib.”
Menyadari bahwa dirinya masih bernafas, Niko pun membuat sebuah keputusan penting yang akan mengubah jalan hidupnya.
“Waktu itu tahun 98 akhir, saya berkata, ‘Tuhan, mulai saat ini dari ujung kaki sampai ujung rambut, aku serahkan bagi kemuliaan nama-Mu.”
Niko akhirnya meninggalkan dunia preman dan bertobat sungguh-sungguh, namun hal ini bukanlah hal yang mudah karena ia di cap pengkhianat oleh rekan-rekannya. Pada akhirnya Panglima Kegelapan itupun takluk pada Yesus, pada kasih-Nya yang luar biasa.
“Banyak orang yang membenci saya, tapi saya tidak peduli. Saya berpikir, lebih baik saya menyenangkan hati Tuhan dari pada menyenangkan hati manusia.”
Namun pengorbanan Niko tidak sia-sia, melalui proses yang panjang, ia berhasil merangkul rekan-rekannya dan membawa mereka kepada Tuhan. Kini ia dipakai oleh Tuhan untuk membawa bukan hanya kelompoknya dulu, namun ribuan preman kepada Tuhan dan memuridkan mereka.
Niko dulu adalah “panglima” bagi kerajaan kegelapan, namun kini ia menjadi tentara Tuhan yang berdampak dalam memperluas Kerajaan Allah.
Sumber Kesaksian :
Niko Kilikili
Sumber : V130906141201