Peluang Bisnis di Kala Imlek

Entrepreneurship / 31 January 2014

Kalangan Sendiri

Peluang Bisnis di Kala Imlek

Yenny Kartika Official Writer
5819

Apa yang ada di benak Anda saat Imlek tiba? Suasana meriah karena kumpul keluarga, pagelaran barongsai, atau makan bersama? Apapun tradisi yang dilakukan, tetap ada peluang bisnis yang menarik untuk dilirik di perayaan Tahun Baru China ini. Apalagi pemerintah menjadikan hari tersebut sebagai salah satu libur nasional, yang tentunya akan semakin menambah semarak momen Imlek. Berminat mencoba ide bisnis berikut ini?

 

Kue Keranjang

Jelang Imlek, terutama H-2, permintaan penganan yang satu ini pasti tinggi. Kue keranjang marak dijual di kawasan Pecinan seperti Tamansari, Glodok, Jembatan Lima, dan Kota Tua Jakarta. Jika dimasak dengan tepat, kue legit ini bisa tahan sampai sebulan. Rasanya pun bervariasi, mulai dari durian, cokelat, pandan, stroberi, hingga wijen. Pesanan bisa datang dalam jumlah besar, terutama dari vihara atau keluarga besar yang merayakan.

Biasanya satu buah kue keranjang dihargai Rp 23.000 hingga Rp 25.000. Pesaing dalam produk ini tentunya kue keranjang yang diimpor langsung dari China, karena rasanya biasanya lebih legit dan manis.

 

Lampion

Modal pembuatan lampu lampion termasuk sedikit, namun keuntungannya besar. Maka dari itu, berbisnis lampion menjadi pilihan tepat di kala Imlek. Dekorasi merah menyala seakan kurang lengkap tanpa kehadiran lampion. Harga jualnya berkisar antara Rp 40.000 sampai Rp 350.000. Pembuatan lampion memang tergolong sulit, tetapi Anda bisa mempelajari teknik perakitan dan mencari ide desain lampion di internet.

 

Amplop angpao

Istilah ‘angpao’ didefinisikan sebagai uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah. Di kalangan Tionghoa, hari raya tahun baru lazimnya menjadi ajang bagi-bagi angpao, yang tentunya dikemas dalam amplop khusus. Harga amplop angpao dibanderol Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per lembar.

Selain berwarna merah menyala, amplop angpao bergambar tokoh kartun juga kerap diminati pembeli, karena penerima angpao biasanya adalah anak-anak. Karena merupakan bagian dari doa, kata-kata yang tercantum di amplop angpao biasanya berhubungan dengan kemakmuran, panjang umur, kesehatan, dan sebagainya.

 

Baju cheongsam

Pakaian ini tidak lagi menjadi buruan wanita keturunan Tionghoa. Banyak masyarakat luas yang menggemari fesyen ini. Menurut pebisnis, pesanan baju cheongsam meningkat hingga 70 persen pada musim Imlek. Omzet yang diraup bisa mencapai Rp 45 juta per bulan. Karena tidak hanya dicari saat tahun baru China, cheongsam juga tetap laris di hari-hari biasa.

Pakaian ini diminati karena bahannya bermacam-macam, sehingga bisa dikenakan dalam acara formal maupun santai. Cheongsam ditandai dengan leher tinggi dan lengkung tertutup, serta bermotif bunga, burung, ikan, atau naga. Selain berwarna dominan merah, kini cheongsam makin tren dengan warna lain seperti hitam, putih, atau merah muda.

 

BACA JUGA:

Grammy 2014: Ritual Satanis dan Pernikahan Gay Sampaikan Pesan Apa?

Tuhan Dilarang Masuk ke Sekolah-sekolah di AS

Lukman Sardi: Attitude Jelek Bisa Matikan Karir Perfilman

Sakit Kepala Sembuh Setelah Mengampuni Sang Ayah

7 Kebiasaan yang Merusak Otak

Sumber : Berbagai sumber/yk
Halaman :
1

Ikuti Kami