Cerita Atlet Tentang Panasnya Australia Terbuka 2014
Sumber: google.com

Nasional / 16 January 2014

Kalangan Sendiri

Cerita Atlet Tentang Panasnya Australia Terbuka 2014

Lois Official Writer
3296

Panasnya benar-benar panas dirasakan pada turnamen Australia Terbuka tahun ini. Selain panasnya pertandingan, cuaca yang sangat panas pun turut serta. Cuaca panas Australia telah membuat beberapa pemain tumbang dan mengeluh karena tak tahan kepanasan. Diketahui, suhu terus naik dan mencapai puncaknya sekitar 43 derajat.

Frank Dancevic Tumbang

Setelah bertanding selama 2 jam, 12 menit melawan Benoit Paire dari Perancis, Dancevic yang kalah 6-7,3-6, dan 4-6 itu terkapar di sisi lapangan enam dan mendapat perawatan dari tim medis. Tim medis kemudian memberikan pertolongan dengan menutup lehernya dengan beberapa helai handuk dingin dan juga menempelkan satu kantong es batu di kepalanya.

Sebelumnya, seorang Bell Boy (anak pemungut bola) juga mendapat perawatan medis setelah jatuh pingsan saat bertugas di pertandingan antara Milos Raonic melawan Daniel Gimeno Trave di lapangan delapan.

Meski panas seperti itu, atap Rod Laver Arena dan Hisense Arena tetap dibiarkan terbuka, padahal atap tersebut bisa ditutup.

Andi Murray mengeluh

Petenis Inggris ini berharap lapangan memakai AC untuk mengurangi panas. "Saya jarang sekali main tenis dalam kondisi lapangan mencapai suhu 40 derajat. Saya pikir tak banyak pemain yang ingin main dalam kondisi panas seperti itu, sehingga Jika saya boleh memilih, akan lebih nyaman rasanya jika ada air-conditioner di lapangan tenis, lebih menyenangkan," kata Andy Murray seperti dilansir BBC.

Li Na Menghindar

Petenis Cina ini mengantisipasi cuaca panas dengan menyesuaikan diri dengan membuat jadwal latihan ketika cuaca tidak terlalu panas. "Saya akan berangkat latihan lebih awal. Ya tentu saja, saya tak ingin bunuh diri di tengah lapangan. Saya akan mengubah jadwal saya," kata Li Na seperti dilansir Reuters.

Victoria Azarenka Samakan Lapangan dengan Panci

Petenis Belarusia yang berstatus juara bertahan ini menggambarkan lapangan seperti panci penggorengan. "Rasa panasnya ini seperti kita menari di atas sebuah wajan penggorengan yang panas," kata Azarenka seperti dilansir AP. Beruntung, Azarenka berhasil melewati pertandingan babak pertama dengan cepat. Dia menang atas petenis peringkat 91, Johanna Larsson dari Swedia dengan skor 7-6 (2), 6-2.

"Panasnya sulit buat kita untuk menyesuaikan diri. Maksud saya, tak mudah kita main dengan kondisi seperti itu. Kita tak bisa menghindarinya. Panas sekali berada di sana," kata Victoria Azarenka kepada para wartawan. "Saya pikir bola pun dalam kondisi panas seperti itu pantulannya sangat berbeda dan jadi jauh lebih tinggi, harus menyesuaikan diri dengan konsisi itu," katanya lagi.

Jika di Amerika suhu dingin ekstrem, maka kondisi di Australia sebaliknya, suhu panas ekstrem. Tubuh perlu dijaga dan dilindungi agar terhindari dari kedua kondisi ekstrem ini.

 

Baca juga :

Mata Air Ajaib

Testimoni : Tuhan Memulihkan Rumah Tangga Kami

Forum : Kesaksian "Semua Baik"

Trik Buka Usaha Penyewaan Mainan Anak

Berbagai Jenis Soto di Indonesia (2)

Edensor, Kisah Cinta dan Mimpi Ikal di Negeri Orang

Sumber : tribunnews.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami