Raja yang dipakai, Haman dan ambisinya yang dipakai, kebenciannya kepada Mordekhai bisa diubahkan menjadi kasih yang luar biasa. Kalau saja Haman tahu yang dimaksud Mordekhai, maka tak mungkin dia bicara seperti itu. Tuhan pakai mulut orang yang membenci kita, dipakai untuk memberkati kita. Haman akhirnya harus melakukan segala sesuatu yang dikatakannya kepada raja dan dia yang ditugaskan raja untuk meneriakkan kata-kata pujian bagi Mordekhai.
Salah satu modal penting di dalam dunia yang busuk dan menyimpang, dimana kebenaran dan kesalahan tidak bisa dilihat lagi, satu-satunya jalan untuk menang yaitu jangan ikut-ikut busuk dan menyimpang, modal kita adalah ketulusan. Jangan ikut-ikutan busuk.
Kamu adalah garam dunia. Garam itu salah satu tugasnya mencegah pembusukan. Telor kalau dibikin telor asin bisa tahan lebih lama, begitu juga ikan ataupun buah. Tugas garam selain memberi rasa asin juga mencegah kebusukan.
Dunia ini banyak orang pintar. Bangsa ini cuma kurang orang tulus. Dalam pelayanan yang susah hari-hari ini adalah orang yang tulus. Yang susah-susah hari ini cari pelayan-pelayan Tuhan yang tulus yang membawa kita kepada penyembahan kepada Tuhan.
Kenapa orang tulus itu penting? Karena orang tulus selalu melihat pembelaan Tuhan. Orang tulus ada masalah ga? Selama orang tulus injak tanah, pasti ada masalah. Selama masih bertemu orang-orang, pasti ada yang mengecewakan.
Bayangkan, waktu Mordekhai memberitahukan tentang apa yang terjadi dengan Bigtan dan Teresh. Saya punya sedikit pemikiran tentang Mordekhai, “Wah kira-kira dia bakalan dapat apa ya?” Ternyata dia tidak dapat apa-apa. Karena dasarnya dia berbuat sesuatu, bukan untuk mendapatkan sesuatu.
Kalau engkau nolong orang untuk mendapatkan sesuatu, engkau sama busuknya dengan orang dunia. Biasakan hidup dalam ketulusan. Apapun yang kita lakukan, supaya nama Tuhan dipermuliakan. Orang tulus bukan tidak ada masalah, tapi orang tulus pasti dibela Tuhan.
Orang tulus tak mengandalkan kekuatan sendiri, tapi mengandalkan Tuhan. Saat Mordekhai tahu masalah yang akan menimpa bangsanya, dia berkata kepada Ester. “Ester, nggak papa kalau kamu tidak menolong, bagi kami tetap datang pertolongan.”
Ester dididik oleh Mordekhai dan dari cara dia menghadapi masalah, kita tahu bagaimana Mordekhai mendidik dia. Ester bilang apa? Umumkan doa puasa. Dia istri raja, tapi tetap berdoa. Apa yang dikatakan Ester? “Kalau terpaksa aku mati, aku siap mati.”
Ketika kita memperhitungkan, orang yang kita perhitungkan itu yang mengecewakan kita. Karena Tuhan sedang mau bilang Dia yang akan berperang ganti kita. Sama seperti Mordekhai yang mungkin memperhitungkan bahwa Ester yang mengangkatnya, namun bukan Ester. Tapi Haman, Tuhan memakai Haman dan Ahasyweros yang tidak bisa tidur untuk meninggikan Mordekhai.
Kalau Tuhan meninggikan seseorang, tidak ada yang bisa merendahkan. Pada akhirnya, di tiang yang sama Haman buat untuk menggantung Mordekhai, tiang itu yang dipakai untuk menggantung Haman.
Kalau manusia merendahkan, tidak usah kuatir, karena Tuhan yang mengangkat kok. Yang repot adalah kalau Tuhan yang merendahkan. Kalau Tuhan yang merendahkan, siapa yang bisa angkat? Karena itu, lebih baik kita merendahkan diri agar tangan Tuhan yang meninggikan kita.
Saat pengangkatan Tuhan berbeda dengan waktu kita. Kita mau Tuhan menolong kita secepatnya, tapi Tuhan menolong kita setepatnya. Saat Mordekhai berjasa kepada raja, dia tidak langsung mendapat penghormatan. Namun, peninggian Tuhan dilakukan tepat pada waktunya.
Jadilah orang yang tulus, tunggu waktu yang tepat, tetap berpegang pada kebenaran namun tetap rendah hati, cari Tuhan semata saat menghadapi masalah dan lihatlah bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Baca juga :
7 Film Hollywood Tentang Alkitab yang Rilis 2014
Suka Menggambar? Jadikan Lukisan 3D di Dinding Sebagai Profesi