Apakah Belanja Tanpa Anggaran Lebih Hemat?

Career / 27 July 2013

Kalangan Sendiri

Apakah Belanja Tanpa Anggaran Lebih Hemat?

daniel.tanamal Official Writer
4550

Ternyata hingga saat ini anggaran atau budgeting atau pengelolaan keuangan lainnya masih jadi perdebatan. Baru-baru ini, sejumlah studi menemukan beberapa konsep mengenai pengelolaan keuangan yang patut Anda pikir ulang.

Salah satunya adalah anggapan bahwa budgeting sebagai jalan aman mengatur keuangan. Sebuah studi oleh Brigham Young University dan Emory University menunjukkan bahwa ternyata konsumen yang berbelanja tanpa budget justru lebih hemat hingga 50 persen.

Sederhananya seperti ini, ketika Anda menetapkan ingin membeli televisi dengan harga tak lebih dari Rp 10 juta, ternyata di pasaran ada televisi yang harganya di bawah Rp 8 juta. Bukankah lebih baik kemudian menetapkan ingin membeli televisi seukuran 42 inci daripada menetapkan membeli televisi senilai Rp 10 juta?

Jeff Larson, asisten profesor dari Brigham Young menuturkan, kebiasaan menentukan harga pada satu item seringkali tidak membuat hemat tetapi justru melampaui batas budget. Untuk contoh pembelian televisi ini, mengapa tidak memilih berdasarkan fitur-fiturnya, dana malah menentukan harga lebih dulu? Menetapkan budget dinilai akan membatasi pilihan dan tidak lebih leluasa memilih.

Selain mengenai budgeting, ada juga beberapa konsep pengelolaan keuangan lain yang tidak sepenuhnya benar, seperti:

1. Pendapatan yang besar akan membuat hidup lebih sejahtera. "Semakin banyak pendapatan, seseorang biasanya juga akan memiliki lebih banyak kebutuhan dan pengeluaran," ujar Stephen Goldbart, penulis buku Affluence Intelligence.

Menurutnya orang-orang yang berpenghasilan besar seringkali merasa bisa mendapatkan apa yang selama ini mereka inginkan, tanpa berpikir ulang berapa persentase yang potensial mereka habiskan.

Studi yang pernah dilakukan University of Kentucky, University of Pittsburgh, dan Vanderbilt Law School terhadap sejumlah atlet NBA yang pernah berpenghasilan besar mengalami kebangkrutan setelah pensiun. Sarannya, meski berpenghasilan besar ada baiknya kita tetap mengontrol diri untuk tidak menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak begitu dibutuhkan.

2. Gelar yang tinggi akan membuat kita meraih pendapatan yang juga besar. Dengan kemajuan teknologi yang pesat dan beragam pilihan profesi saat ini, gelar sarjana ternyata tidak menentukan besarnya penghasilan. 

Kenyataannya, bisa saja yang bergelar sarjana pendapatannya justru tidak lebih besar dari yang tamatan sekolah menengah atas. Tetapi tentu tidak di semua profesi. Kemungkinan ini bisa terjadi di beberapa bidang pekerjaan tertentu.

3. Benarkah uang tidak bisa membeli kebahagiaan? Ini tidak sepenuhnya benar. Uang justru berkaitan erat dengan kebahagiaan. Setidaknya ini pernah dibuktikan oleh riset yang dilakukan Princeton University. Kenaikan penghasilan pada kelompok kelas bawah dan menengah berdampak pada emosi dan kebahagiaan mereka. Ketika penghasilan menurun mereka mudah stres dan tidak bahagia.

Riset yang sama juga ditunjukkan oleh University of California. Uang menjadi salah satu faktor kebahagiaan di antara faktor lain seperti rasa saling menghargai, dan pengaruh sosial terhadap lingkungan di sekitarnya.

 

 


Sumber : Kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami