Raup Penghasilan Tambahan dengan Usaha Ternak Kambing

Entrepreneurship / 10 May 2013

Kalangan Sendiri

Raup Penghasilan Tambahan dengan Usaha Ternak Kambing

Yenny Kartika Official Writer
80073

Bisnis ternak memang menjanjikan. Selama permintaan protein hewani masih tinggi, selama itu pula ternak hewan akan selalu memiliki peluang. Meskipun ternak kambing bukanlah prioritas pemerintah dalam swasembada daging 2014, usaha yang satu ini tetap menarik untuk dilirik.

Para petani dan masyarakat sudah sejak lama beternak kambing sebagai usaha sampingan atau sumber tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksinya (baik daging, susu, kotoran, maupun kulitnya) relatif mudah. Harga daging kambing memang tidak semahal daging sapi, tetapi perawatannya manajemen budidaya ternak kambing jauh lebih sederhana daripada ternak sapi. Selain itu, modal ternak kambing juga jauh lebih murah dari segi bibit, pakan ternak, dan biaya kesehatan. Sangat jarang kita temukan adanya peternak kambing di Indonesia yang merugi.

Kambing menjadi pilihan usaha ternak yang menjanjikan karena keunggulan yang dimiliki ternak tersebut. Menurut Sudono, ada beberapa keuntungan dalam memelihara ternak kambing:

-Lahan untuk memelihara ternak kambing tidak terlalu luas.

 
-Kambing mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan, sehingga mudah dikembangbiakan di dataran tinggi, dataran rendah, bahkan di daerah kering dengan sumber makanan kasar sekalipun.

 
-Usia perkembangbiakan kambing cepat. Kambing sudah mulai beranak pada usia 1,5 tahun dan dapat menghasilkan anak 3 kali dalam dua tahun. Setiap kali beranak dapat lahir 2 ekor kambing.

 
-Investasi yang dibutuhkan untuk beternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah.


Bisnis ternak kambing dapat digolongkan menjadi 2 (dua): ternak kambing potong dan ternak kambing perah. Kambing potong memiliki jenis yang beragam, seperti kambing kacang, PE (peranakan etawa), boer, kambing garut, kambing jawa, dan gibas. Sementara jenis-jenis kambing perah adalah Etawa, Saanen, Toggenburg, Anglo Nubian, Nubian, French Alpine, British Alpine, Damaskus, Beekal, dan Barbari. Di Indonesia, yang paling banyak dicari dan dipelihara adalah kambing etawa.

Produk yang bisa dijual dari ternak kambing cukup beragam. Selain daging, ada juga produk sampingan seperti kotoran kambing yang bisa dijual sebagai pupuk kandang. Susu kambing juga memiliki potensi jual. Asal tahu saja, susu kambing mengandung kadar protein dan lemak yang lebih tinggi daripada susu sapi. Kulit kambing juga dapat diambil untuk kebutuhan industri. Bisnis lain dari ternak kambing adalah jual beli anak kambing.

Dalam beternak kambing, setidaknya ada 5 faktor produksi yang harus diperhatikan, yakni: bibit, kandang, pakan, tenaga kerja, dan biaya kesehatan ternak. Perhitungan laba rugi ternak kambing dapat dianalisa dengan menghitung kelima faktor produksi tersebut. Secara perhitungan angka-angka bisnis ternak kambing dapat dirinci sebagai berikut:

3 kg konsentrat = 3 ons bungkil + 1 ons mineral + 2,6 kg dedak


Modal per 10 ekor kambing:

Bibit (anak kambing) = Rp 2.000.000/ 10 ekor

Kandang dan peralatannya = Rp. 3.000.000 (kandang kambing sederhana)

Pakan hijauan = Rp 60.000/ bulan

Pakan konsentrat = Rp. 120.000/ bulan

Upah tenaga kerja = Rp. 600.000/ bulan

 

Total pengeluaran bulan pertama= Rp. 5.780.000

Total pengeluaran 8 bulan berikutnya = 8 x 780.000 = 6.240.000

Total pengeluaran selama 9 bulan = Rp. 12.020.000

 

Harga jual kambing saat ini = Rp. 1.300.000 (harga minimal kambing dewasa umur 9 bulan)

Pendapatan dari penjualan kambing = 10 x Rp. 1.300.000 = Rp.13.000.000

Keuntungan yang didapat di periode I= Rp. 980.000 (hanya dari penjualan kambing dewasa)


Dari perhitungan sederhana di atas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

-Dengan memelihara 10 kambing, seorang peternak dapat memperoleh laba sebesar Rp 980.000 / 9 bulan.

 
-Pendapatan tersebut dihitung dengan asumsi tidak mendapatkan anak kambing dari peternakan tersebut (asumsi ini jarang berlaku, karena umumnya 1 ekor kambing betina dewasa beranak minimal 1 ekor/tahun).


-Pada periode berikutnya, modal biasanya berkurang karena biaya kandang tidak dikeluarkan lagi.


-Analisa di atas belum termasuk pendapatan dari produk lain seperti kotoran kambing dan anak kambing.


-Beberapa faktor produksi dapat diminimalisir, seperti biaya tenaga kerja (jika pekerjanya adalah Anda sendiri, maka biaya tenaga kerja dapat dihilangkan).


Bagaimana, tertarik dengan usaha ternak kambing?

Selamat mencoba dan berusaha!

Sumber : BERBAGAI SUMBER | YK
Halaman :
1

Ikuti Kami