Kisah Nyata Hizkia Timothy dan Kelamnya Masa Kecil
Sumber: Solusi life

Family / 3 April 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Hizkia Timothy dan Kelamnya Masa Kecil

daniel.tanamal Official Writer
8293

Sejak kecil dirinya sering mendapat ejekan dari orang-orang. Hal tersebut berdampak pada perilakunya yang brutal. Hizkia lahir dengan cacat pada bibirnya. Sejak di sekolah dasar teman-temannya memanggil dengan sebutan si suing (ejekan yang mayoritas dipakai kepada penderita bibir sumbing). Kenyataan itu sempat membuatnya merasa rendah diri.

“Ditambah lagi kondisi fisik yang lemah dan penakut sih dulu. Bisa dibilang letoy lah. Orang lain tidak bisa menerima kehadiran saya yang seperti ini. Orang lain bisanya Cuma mengejek dan mengolok-olok saya pada saat itu. Nggak merasa ada artinya lagi,” kenangnya.

Pada saat duduk dibangku SMP, Hizkia banyak melakukan cara agar dapat diterima di lingkungan teman-temannya. Rokok, perkelahian dan nonton video porno adalah beberapa hal yang dilakukannya. Tadinya dia berpikir bahwa pada cara itulah dirinya akan diterima oleh lingkungan teman-temannya.

Dalam sebuah permainan basket, Hizkia mendapatkan cedera yang sempat membuatnya frustrasi. Setiap teman yang dihubungi tidak merespon. Hal ini membuatnya kesepian dan kejenuhan yang mendalam. Ditambah dengan pergaulan diluar yang semu, membuat Hizkia mencari jalan lain untuk terus menapaki kehidupan yang dirasakannya begitu kelam.

Disaat itulah Hizkia mulai berdoa kepada Tuhan. Berdoa yang begitu mendalam untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan kepada kehidupannya selama ini. “Tuhan kenapa hidup saya seperti ini? Tuhan kenapa menciptakan saya seperti ini? Tuhan tadinya saya sudah merasa dipuncak loh Tuhan, kenapa Tuhan ambil semuanya?,” katanya.

Pada saat itulah Hizkia melihat ada sesosok pria yang menghampiri dirinya dan juga berbicara. “Mengapa kamu merasa tertolak, bukankah selama ini aku bersamamu. Biar dunia menolak engkau, aku tetap menerima engkau. Saat itu saya tersadar, oh ini Tuhan Yesus, saya menangis dan meminta maaf,” jelasnya.

Saat itulah Hizkia mengambil komitmen untuk berjalan bersama Tuhan Yesus. Hizkia menyadari bahwa dirinya berharga karena Yesus menerimanya. Dirinya melakukan aktivitas dan kegiatan dengan percaya diri tanpa melihat fisiknya lagi.

“Kita tuh dilahirin berharga. Kita punya talenta potensi kita masing-masing. Kita sekarang harus waspada, daripada kita ikut-ikutan hal-hal yang nggak bener, ikutan bikin hal yang salah, mendingan kita membangun potensi kita masing-masing. Pada saat kita mencapai puncak, pada saat sukses itu kita bakal berarti banget,” kisahnya.

Sumber : V130325193234
Halaman :
1

Ikuti Kami