Pelukan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kepada ibunda mendiang Hugo Chavez sebagai tanda dukacita nampaknya dimaknai berbeda oleh para pemuka agama di Iran. Dilaporkan bahwa foto-foto yang memuat kejadian tersebut membuat para ulama di Iran marah dan menyebut hal tersebut sebagai “pelukan haram”.
Ahmadinejad sendiri terekam lensa tampak bersedih sembari memeluk dan memegang pipi ibu Chavez, Elena Frias de Chavez, saat presiden Iran itu memberikan penghormatan terakhir dalam upacara pemakaman Chavez di Caracas, Venezuela, Jumat (8/3/2013) lalu. Foto tersebut segera menjadi headline di media-media untuk menggambarkan kedekatan hubungan diantara Ahmadinejad dan Chavez.
Namun ulama-ulama Iran nampaknya tidak suka dengan hal tersebut. Dirilis media Perancis France 24 seorang pemuka agama dan legislator yang berpengaruh, Mohammed Taghi-Rahbar. mengatakan, Ahmadinejad saat itu sebagai pribadi yang "kehilangan kendali diri". Selain foto pelukan tersebut, pernyataan Ahmadinejad mengenai Chavez yang akan angkit kembali bersama Yesus juga menjadi pembahasan yang memanas di daratan Persia itu.
Namun beberapa kalangan menilai bahwa kemarahan ulama-ulama di Iran terhadap foto pelukan tersebut sangat bermuatan politis. Berbagai kecaman terhadap Ahmadinejad datang bertubi-tubi menjelang pemilihan umum pada Juni mendatang di republik islam itu. Ahmadinejad sendiri belum mengeluarkan komentar atas hal tersebut.
Jika dilihat dengan seksama, foto pelukan Ahmadinejad kepada ibunda mendiang Chavez tersebut terjadi secara spontan layaknya seseorang yang sedang menyampaikan dukacita mendalam. Memang dalam beberapa budaya dan agama ada larangan mengenai kontak fisik (salaman, pelukan).
Namun dalam konteks kepresidenan yang universalitas dan juga norma sosial, pelukan terhadap seseorang yang berduka justru adalah sebuah tanda kedekatan hubungan dan penghormatan. Pembatasan terhadap hal tersebut hanyalah wujud dari sempitnya seseorang berpikir mengenai nilai kebersamaan.
Baca Juga Artikel Lain