Setelah adanya ancaman penutupan sekolah Katolik di Blitar, kini giliran sekolah Katolik yang ada di Jawa Tengah (19/2). Pasalnya, beberapa bulan yang lalu, Departemen Pendidikan Wilayah Tegal memberi peringatan kepada sekolah Katolik St Pius agar memasukkan salah satu mata pelajaran agama mayoritas kepada siswa non Katolik yang bersekolah disana.
Dalam pertemuan kemarin dengan pihak pemerintahan Tegal, pihak sekolah yang dikepalai Suster Madelaine menyampaikan pernyataan pembelaan seputar ketidaksetujuannya akan keputusan tersebut bersama pengacaranya dan Pastur Frans Widyanatardi Pr, kepala paroki Hati Kudus, Tegal.
Pastur Frans menyampaikan kepada AsiaNews bahwa siswa non Katolik yang menghadiri ibadah yaitu 2 orang dari tingkat TK, 9 orang dari SD, 12 orang dari SMP, dan 9 orang dari SMU dari total keseluruhan 1400 siswa. Jadi tidak mungkin bila mereka melakukannya mengingat jumlahnya yang masih sangat minim.
Salah satu orangtua siswa, Charles Sinaga mengatakan bahwa dia tidak keberatan apabila salah satu mata pelajaran tersebut tidak dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. “Pihak mereka (Departemen Pendidikan Tegal) tidak berhak melakukan itu.”
Situasi kritis ini membuat pihak sekolah St Pius harus menerima ancaman dan peringatan akan ditutup bila mereka tetap berdiri pada pendirian mereka. Tujuan dari alasan penolakan ini bukan bermaksud untuk memaksa siswa non Katolik untuk pindah keyakinan. Andaikan itu terjadi, pihak sekolah harus membutuhkan persetujuan orangtua mereka.
Baca juga artikel yang lain:
Kate Middleton Dicap Sebagai Boneka Plastik
Gereja Meksiko Terapkan Sistem Keamanan Lampu Lalu Lintas
Waspada, Modus Pemerkosaan Lewat Media Kencan Kristen
Patung Budha,Barbie, dan Simpson Dilarang Di iran
Chris Bacon, Babi Imut Sensasional Di Youtube
Sumber : asianews.it/Eva