Tahun baru di Jepang dirayakan pada tanggal 1 - 3 Januari dimana dipajang hiasan daun pinus dan orang-orang bergembira. Para penduduk Jepang akan berdoa dan mengucapkan permohonan mereka di kuil-kuil, penghormatan kepada leluhur, memakan makanan khas tahun baru, dan bergembira dengan berbagai perayaan tahun baru.
Tanggal 1 Januari disebut ganjitsu (hari pertama), sedangkan pagi hari 1 Januari disebut gantan (pagi pertama). Perayaan tahun baru berlangsung selama tiga hari yang disebut sanganichi (3 hari). Bagi sebagian orang, tahun baru belum berakhir sampai tanggal 20 Januari ang disebut hatsuka shōgatsu , saat semua hiasan tahun baru sudah harus disimpan. Tahun baru pernah digunakan untuk merayakan bertambahnya usia.
Setiap tanggal 31 Desember atau malam tahun baru disebut ōmisoka, orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba. Menjelang pukul 12 malam, genta yang terdapat di berbagai kuil agama Budha di Jepang dibunyikan. Tradisi memukul genta menjelang pergantian tahun disebut joya no kane. Genta dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai perlambang 108 jenis nafsu jahat manusia yang harus dihalau.
Hari-hari pada awal tahun baru ditandai dengan hatsumōde berupa kunjungan pertama ke kuil agama Shinto dan Buddha. Di depan kuil-kuil besar, selepas pergantian tahun sudah bisa dijumpai kerumunan orang yang menunggu pintu kuil dibuka. Doa yang disampaikan biasanya berupa harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun. Di tahun baru ini mereka biasanya makan makanan khas tahun baru yang disebut osechi dan juga diadakan acara menumbuk mochi.
Orang Jepang juga mempunyai tradisi berkiriman kartu pos nengajō (ucapan tahun baru) yang tiba persis tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun baru dijamin sampai ke alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari, asalkan dikirim tidak melewati jangka waktu penerimaan yang ditetapkan kantor pos. Penerimaan kartu pos biasanya dimulai pertengahan Desember hingga beberapa hari terakhir sebelum penutupan tahun. Kantor pos membutuhkan pegawai ekstra yang direkrut dari kalangan pelajar, agar semua kartu pos bisa disampaikan tanggal 1 Januari. Sebagai penghormatan terhadap orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos tahun baru. Sebagai gantinya, anggota keluarga yang baru ditimpa musibah mengirim kartu pos berisi pemberitahuan tidak bisa mengirim kartu pos ucapan tahun baru.
Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang dikenal dengan sebutan otoshidama. Perayaan tahun baru juga dimeriahkan dengan menulis aksara kanji pertama untuk tahun tersebut. Tradisi menulis aksara kanji yang dilakukan tanggal 2 Januari disebut kakizome (kaligrafi pertama). Selain itu, tahun baru juga dirayakan dengan berbagai permainan, seperti: permainan fukuwarai (meletakkan gambar bagian-bagian wajah, seperti hidung, alis mata, dan mulut pada tempat yang tepat dengan mata tertutup), hanetsuki (bulu tangkis tradisional), menaikkan layang-layang (takoage), gasing (koma), bermain dadu (sugoroku), dan permainan memungut kartu yang disebut karuta. Suatu kegiatan tahun baru yang cukup menarik bukan?
Baca juga :
10 Langkah Komitmen Berumah Tangga (1)
Semakin Banyak Penggemar Superbook
Peluang Usaha Baru : Iklan di Tisu Toilet
Sumber : wltx.com by lois ho