Seringkali kita putus asa karena masalah, bukan karena masalah itu terlalu besar karena Tuhan berkata tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi kekuatanmu, namun seringkali kita menjadi kecewa dan bersungut-sungut pada Tuhan. Hal itu karena kita kehilangan janji-janji Tuhan.
Dalam kitab [kitab]Ester6:1[/kitab] raja suatu hari tidak dapat tidur. Tuhan dapat memakai siapa saja untuk mengatasi masalah kita, jadi jangan mengandalkan pada suatu hal atau seorang manusia. Bayangkan, mulai dari raja tidak bisa tidur. Kenapa raja tidak bisa tidur? Karena Tuhan ingin berbuat sesuatu untuk orang yang tulus.
Waktu itu raja tidak bisa tidur. Televisi belum ada, facebook belum ada, twitter juga belum ada. Akhirnya dia bilang sama pegawainya untuk ambil catatan sejarah. Dari situ, Allah memakai raja tidak bisa tidur untuk memberikan penghargaan bagi orang tulus, Mordekhai. Tidak kebetulan juga, pada waktu itu raja ingin dibacakan catatan sejarah dan bukannya Tom and Jerry. Pokoknya dia lagi pengen dibacakan catatan sejarah.
Di situ, ada cerita tentang Mordekhai yang berjasa karena mengungkap perlawanan sida-sida yang berniat membunuh raja. Maka pertanyaan raja, tiba-tiba raja mikir. Kan orang lagi separuh ngantuk kan? Tidur belum bisa, semangat juga belum bisa. Ini yang paling nyebelin. Biasanya otak kita yang kayak gini nih yang belum normal. Tiba-tiba raja bertanya, “Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?”
Ini semua yang menurut kata dunia kebetulan-kebetulan saja. Ngapain raja mikir susah-susah tentang orang lain? Sida-sida menjawab bahwa kepada Mordekhai tidak dianugerahkan suatu apapun. Di tengah situasi itu, Haman datang. Dia ingin menyulakan Mordekhai. Rupanya Haman sedang benci-bencinya pada Mordekhai.
Kenapa Haman benci pada Mordekhai? Karena ketika Haman lewat, semua orang tunduk padanya, kecuali Mordekhai. Karena buat orang Yahudi, tidak boleh tunduk kepada siapapun kecuali pada Allah sehingga Haman membencinya. Jadi Haman ingin bunuh dia, habis itu baru bunuh keturunannya.
Tuhan kalau pakai orang itu aneh-aneh. Yang pertama, raja yang Dia pakai. Yang kedua, Haman, orang yang benci setengah mati dengan Mordekhai dan kebetulan orang ini sedang merancangkan yang jahat untuk Mordekhai.
Itu sebabnya, hidup ini ga usah kuatir soal mujizat. Hidup ini yang penting harus jaga hati. Kita sering ngurusin Tuhan, “Tuhan, kenapa belum tolong saya? Kenapa saya sudah tolong raja, tapi raja tidak menganugerahkan apa-apa. Kok raja begitu? Raja apa pelitnya minta ampun.” Kadang kala kita ngurusin berkat Tuhan, kadang kala kita ngurusin Tuhan, kenapa Tuhan tidak bela saya. Kenapa Tuhan tak ingatkan raja? Kenapa Tuhan tak melakukan perkara besar? Tugas kita bukan urusin Tuhan, tugas kita urusan diri kita.
Selama Mordekhai jaga hatinya tulus, ada rancangan Tuhan yang ajaib. Singkat kata, tidak ada angin tidak ada hujan, out of blue, raja bertanya kepada Haman, “Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?”
Yang menarik setelah itu. Haman berkata dalam hatinya, “Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku?” Tuhan pakai ambisinya Haman, karakter jeleknya Haman untuk memberkati Mordekhai yang tulus yang dipilih Tuhan. Kita sibuk memikirkan mengapa Tuhan tidak membuat mujizat dalam hidup kita, sementara Tuhan sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita.
Baca juga :
10 Langkah Komitmen Berumah Tangga (Bag 2-End)
Anak Ini Nyanyikan Lagu Natal dengan Gerakan Untuk Ortunya
4 Tokoh Perjanjian Lama yang Menubuatkan Tentang Yesus
Sumber : youtube.com by lois horiyanti/jawaban.com