Kisah Nyata Andri, Anak Punk Pecandu Seks

Family / 24 December 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Andri, Anak Punk Pecandu Seks

Puji Astuti Official Writer
418141

Musik Punk merupakan salah satu genre musik rock yang memiliki komunitas penggemar tersendiri. Komunitas ini pun banyak menjamur di Indonesia ini, kebanyakan mereka adalah anak-anak remaja. Andri Susanto, ini adalah salah seorang yang pernah menggemari musik punk bahkan bergabung dengan komunitas anak punk. Sayangnya, musik dan komunitas tersebut tidak membawa kehidupannya kearah yang positif.  

“Waktu itu kami sepakat membuat sebuah grup punk, yang diberi nama Punk Squad. Isinya kehidupan kita cuma rusuh. Kita bolos bareng-bareng dan kita selalu urakan, ngancurin tong sampah, ngancurin meja, ngancurin pager, dan hal itu untuk menunjukkan bahwa kita hebat.”

Merasa bangga melakukan keonaran di sekolah, Andri dan teman-temannya memutuskan untuk bergabung dengan geng punk lainnya. Hanya demi sebuah pengakuan Andri dan teman-temannya rela melakukan sesuatu yang menjijikkan.

“Sebagai anak punk kita harus menunjukkan sekalipun tidak punya uang kami bisa hidup. Jadi kami makan makanan yang ada di sampah, dan kami lakukan itu. Pada saat itu bagi kami hal itu keren banget,” tutur Andri.

Tidak hanya tingkah laku Andri menjadi urakan, tapi ia juga menjadi anak yang tidak perduli dengan keberadaan orangtuanya. Jika mereka menasehatinya, Andri malah membentak mereka. Hal itu membuat kedua orangtuanya sangat sedih. Bahkan saat ayahnya sakit, Andri sama sekali tidak perduli, baginya kedua orangtuanya hanyalah seperti orang asing yang tingga bersamanya.

“Jika saya ambil sikap sedih terhadap anak saya,” tutur Bapak Sumardjo, ayah Andri, “Saya bisa malah tambah sakit.”

Sang ibu yang sedih dengan sikap Andri hanya bisa berdoa agar anaknya tersebut dijamah oleh Tuhan dan berubah. Tapi pada kenyataannya, Andri semakin menghancurkan hidupnya. Selain menjadi pengguna narkoba, ia juga menjadi pengedar.

“Aku bangga saat itu make narkoba, selain mendapatkan nikmat dari efeknya, aku juga dapat ‘nama baik’.”

Hingga suatu hari, seorang temannya datang dan menceritakan pengalamannya bersama seorang gadis, “Yang saya tanya tuh efeknya, ‘Rasanya apa?’ Dia bilang kalau rasanya ngga bisa diungkapkan. Hal itu membuat saya berpikir, kalau dia bisa saya juga bisa.”

Sejak duduk di bangku SMP, Andri sudah menonton film biru di rumah seorang temannya, dan sejak itu ia terikat dengan masturbasi dan pornografi. Namun dirinya tidak punya keberanian untuk melakukan hubungan intim dengan seorang gadis. Namun ketika ia lulus SMA dan mulai bergaul dengan seorang gadis primadona di kampusnya, semuanya itu berubah.

“Saya bertemu dengan seorang gadis yang ternyata hypersex. Saya diajari banyak tentang seks sama dia.”

Semenjak saat itu, Andri semakin liar mempraktekkan apa yang dia pelajari dari sang primadona kampus. “Pada saat itu saya tidak pernah puas dengan satu wanita, karena saya punya ikrar dalam hidup saya kalau saya ingin berbuat dengan semua orang yang menurut saya cantik. Saya tertantang untuk melakukannya dengan dia dan mengabadikan dalam file saya. Hal itu adalah sebuah rekor yang harus saya capai, sebanyak-banyaknya. Ternyata saya adalah seorang seks maniak. Kalau tidak mau saya abadikan, langsung saya lepas begitu saja. Saya tinggalin, saya putusin.”

Bahkan saat ia mendapatkan kesempatan sebagai seorang ketua klub mobil, tingkah Andri semakin menjadi-jadi. “Waktu itu harga seorang perempuan saya ukur dengan onderdil mobil. Misalkan, ‘Kalau kamu bisa tidurin dia dalam semalem, kamu bisa dapat knalpot, pelek atau karburator.’”

Sejak menjadi ketua klub mobil itu, Andri jadi jarang pulang ke rumahnya. Jika orangtuanya bertanya atau mengingatkan, mereka akan dibentak oleh Andri. Nasihat dari kedua orangtuanya sudah tidak digubrisnya lagi, namun ayah dan ibu Andri tidak putus-putusnya berdoa agar Andri berubah. Hingga suatu hari Andri berusaha menghindari sebuah razia polisi, namun motornya malah mogok di depan sebuah bangunan megah.

“Setelah saya perbaiki motor saya sampai hidup lagi, saya baru sadar kalau saya sedang di depan sebuah rumah ibadah. Saya kaget kok rumah ibadah itu bagus banget. Pikiran saya saat itu hanya satu: saya pengen ah ibadah di situ.”

Rasa ingin tahunya membawa Andri mengikuti kebaktian pemuda di rumah ibadah itu.

“Saya ngga tahu kejadiannya gimana, tahu-tahu saya didoakan, ada apa?” jelas Andri.

Pendeta Agus yang menjadi pembimbing rohani dalam kebaktian pemuda tersebut digerakkan Tuhan untuk berdoa bagi Andri.

“Ketika saya mendoakan Andri saya merasa pastilah kuasa tangan Tuhan akan memberikan pertolongan dan memampukannya keluar dari kehidupannya yang lama,” ungkap Pdt. Agus. “Ketika saya mendoakan dia, keluar darah dari hidung dan mulutnya. Saya tidak tahu pengaruh apa itu, tapi saya merasa itu adalah kekuatan kuasa roh jahat yang mengikat dia dan tidak menghendaki jiwanya menjadi milik Kristus. Saat itu saya yakin bahwa kelepasan sesungguhnya terjadi.”

Sejak pengalamannya di gereja tersebut, Andri merasakan kegundahan di dalam hatinya. “Aktivitas saya dipenuhi dengan kenikmatan tapi saya tidak pernah merasakan damai sejahtera. Saat itu seperti ada seseorang yang berbisik pada saya, “Andri kamu harus keluar dari semua itu. Kamu di situ ngga dapet apa-apa. Kamu hanya buang-buang waktu di situ.” Sampai saya memutuskan untuk berdoa, sesuatu yang sangat jarang saya lakukan. Saya waktu itu cuma bilang, “Ya Tuhan, saya ngga tahu apa yang harus saya lakukan. Apakah saya harus keluar dari tempat ini atau tidak? Tuhan kalau sayang sama Andri, tolong bantu Andri Tuhan.” Setelah saya berdoa, saya merasakan ketenangan yang luar biasa.”

Tak lama kemudian, dalam sebuah ibadah Andri mengalami terobosan dalam hidupnya dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Namun masih ada pergumulan dalam hidupnya yang belum ia  taklukan.

“Saya pernah tergoda dalam masa pertobatan saya, untuk melakukan seks lagi. Saya ambil pisau dan saya lukai tangan saya untuk mengalihkan perhatian, dan itu berhasil..” tutur Andri.

Tapi Andri sadar, melukai dirinya sendiri adalah sebuah tindakan bodoh. Akhirnya Andri mengambil keputusan untuk berpuasa, “Sekalipun hal itu berat, tapi saya percaya janji Tuhan lebih besar dari apa yang saya lakukan saat ini.”

Melalui doa puasa, Andri dibebaskan dari keterikatannya akan seks. Ia pun meminta maaf kepada kedua orangtuanya dan menunjukkan pertobatannya kepada orangtuanya. Kini hidup Andri benar-benar diubahkan, ia menjadi pribadi yang baru yang penuh dengan sukacita yang sejati.


Sumber Kesaksian:

Andri Susanto

Sumber : V110310151115
Halaman :
1

Ikuti Kami