-
Share:
Memang Begitulah Laki-laki
Yenny Kartika Official Writer
9562Roma 8:5
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Bacaan Alkitab Setahun [kitab]mazmu120[/kitab]; [kitab]yehez48[/kitab]; [kitab]yehez29-30[/kitab]
Suatu kali, temanku menceritakan rekan kerjanya yang suka menghabiskan waktu dan uang di klub malam. Dia juga bilang bahwa temannya itu tukang selingkuh. Sambil tersenyum dengan penuh kebanggaan, temanku berkata, “Menurutku, laki-laki memang begitu.”
Frasa “laki-laki memang begitu” berasal dari bahasa Inggris “boys will be boys”. Kalimat ini awalnya dibuat untuk memaklumi atau membenarkan kelakuan anak kecil yang suka melompat dari atap ke kolam renang, atau kebut-kebutan naik sepeda menuruni bukit. Jika mereka melakukan kenalan itu, orang lain sepatutnya sudah paham sebelumnya dan tak perlu kaget. Setelah dewasa, laki-laki (maupun perempuan) menjadi ahli dalam “membenarkan” segala sesuatu.
Beberapa orang tetap melakukan kebiasaan buruk mereka sambil berkata dengan santainya, “Anda bisa saja tidak setuju dengan hal ini, tapi memang beginilah kami apa adanya.” Apakah kita sudah lupa bahwa ada batas antara salah dan benar?
Kejadian 6:5 (BIS) menyatakan, TUHAN melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi; semua pikiran mereka selalu jahat.
Pria yang menggunakan alasan “laki-laki memang begitu” untuk membenarkan perilaku berselingkuh, berjudi, minum minuman keras, menyaksikan pornografi, atau berfoya-foya menunjukkan bahwa ia belum dewasa. Namun bukan itu saja, pria seperti itu juga menandakan belum adanya otoritas dalam hidupnya. Pria-pria seperti demikian tidak dapat dipercaya.
Untungnya, Allah telah memberikan kita sebuah panduan agar kita tidak lagi tersesat dalam hawa nafsu. Allah sebetulnya memahami keinginan setiap pria. Namun, ada beban dan kekelaman saat kita menuruti kesenangan yang di luar otoritas Tuhan. Sebaliknya, pria yang berbalik dan mencari kesukaan dalam cara-Nya Allah yang terhormat akan memiliki kesempatan tak terbatas, tanpa rasa bersalah dan dosa.
