Demi Balas Dendam, Kupelajari Ilmu Hitam

Family / 27 October 2013

Kalangan Sendiri

Demi Balas Dendam, Kupelajari Ilmu Hitam

Budhi Marpaung Official Writer
44863

Tahun 1980, Jombang, Jawa Timur. Aparat desa memaksa rakyat untuk menyerahkan tanah milik mereka. Proyek cengkeh pun didirikan disana. Proyek itu berhasil, jutaan rupiah mengalir, sedang rakyat hanya menjadi buruhnya. Namun, bukan berarti rakyat tinggal diam.

“Rasa ndak rela. Perasaan itu milik kita tadinya seperti itu. Setelah dikerjakan dengan proyek, hasilnya cukup memuaskan. Yang menikmati kan bukan masyarakat. Pengusaha-pengusaha yang pendatang itu,” ujar Daud Supriyo mengawali kesaksiannya. 

Masih muda, pengangguran, dan hanya bermodalkan dendam, Daud sadar akan kekurangannya. Oleh sebab itu, ia pun akhirnya meniatkan diri untuk belajar ilmu kegelapan. Ia tahu bahwa hanya dengan inilah ia dapat membalaskan perlakuan orang-orang yang akan semena-mena dengan dirinya nanti.  

Di saat sedang berusaha mendapatkannya, Daud pun diperkenalkan teman dengan seorang yang bernama Muri.

“Kebetulan si Muri itu tinggal jauh dari tempat kami. Itu dia memang mempraktikan, memeragakan ilmu hitamnya. Jadi, Muri bagi saya seorang yang ilmunya tinggi, seorang yang bisa menjadi pelindung bagi sehingga saya terinspirasi untuk berguru kepada dia”

Beberapa waktu lama belajar dengan Muri, muncul dalam benak Daud untuk mencoba ilmu hitamnya kepada orang lain. Ia pun menargetkan seorang pengusaha yang ada di wilayahnya tersebut.

Tanpa perlu berlama-lama, orang itu pun menuruti apa yang Daud mau.  

“Saya pada saat itu berpikir ndak ada salahnya kalau saya juga ingin menikmati hasil itu karena itu milik leluhur kami, milik orangtua kami. Jadi gak merasa saya mencuri, gak merasa saya merampok. Saya minta”

“Ya nek bersalah atau ngga, ya tidak merasa bersalah. Istilahnya dia takut. Saya juga dapat barangnya, cengkehnya, saya jual, saya dapat uangnya”

Sekali, dua kali, tiga kali, pihak perusahaan pun mulai gerah. Mereka pun meminta bantuan kepolisian setempat untuk menghentikan aksi preman Daud dan kawan-kawan.

Tanpa diduga-duga, di satu aksi penyergapan polisi, Muri yang selama ini juga turut terlibat melakukan aksi pemerasan dapat diringkus cepat. Lebih mengagetkan lagi, pengajar ilmu hitam Daud ini malah mengalami cedera karena ditembak saat hendak mau ditangkap.  

“Kena tangannya, setelah itu baru diborgol dan dibawa ke kepolisian yang ada di Wonosalam. Saya menjadi ketakutan yang luar biasa. Itulah awal keragu-raguan saya pada ilmu hitam”

Daud pun kembali menjadi pengecut. Ia takut bernasib sama seperti Muri. Dengan segera, dia pun melarikan diri ke satu tempat.

Dalam pelariannya, Daud bertemu seorang pria. Pria tersebut tidak hanya  baik dan mau menerima apa adanya, tetapi juga menyadarkannya dari segala perbuatan jahatnya selama ini.

Kira-kira apakah yang disampaikan oleh pria asing tersebut kepada Daud? Sederhana saja, yakni tentang dua jalan setelah manusia meninggalkan dunia ini.  

“Jalan yang pertama itu kesempurnaan yaitu yang menuju surga. Lalu jalan yang kedua yaitu jalan kebinasaan, jalan menuju ke neraka. Tetapi tidak ada seorang pun yang masuk jalan kesempurnaan kalau dia berbuat dosa. Perkataan inilah yang membuat saya itu terhenyak. Pada saat itu ia hanya mengucapkan itu, setelah itu ia pergi meninggalkan saya”

“Ya terus terang selama ini yang saya lakukan itu ndak ada yang positif. Yang saya lakukan yang negatif, merugikan orang, menyakitkan orang maka kalau perbuatan saya seperti itu kan ngga mungkin saya masuk surga, pasti masuk neraka. Itulah yang membuat saya sadar. Akhirnya saya mulai melangkah, walau pun saya tidak nanti bagaimana.”

Tahap demi tahap berlalu, Daud akhirnya menemukan sebuah kebenaran. “Tuhan Yesus berkata Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”

“Ajaran yang sekarang itu mengajarkan sesuatu yang pasti, keselamatan yang pasti, hidup kekal juga pasti, masuk surga itu juga pasti. Disanalah yang mengubah hidup saya, yang negatif menjadi positif. Yang tadinya jahat, saya belajar akan kebenaran, tentang kebaikan, dan akhirnya Tuhan mengubah hidup saya menjadi orang yang tidak lagi melakukan kejahatan”

“Setelah saya mengetahui kebenaran bahwa itu salah dan itu kejahatan dan kejahatan itu adalah dosa dengan alasan apapun maka saya juga melakukan saya melakukan penyelesaian kepada orang-orang yang masih memungkinkan saya temui”

“Banyak orang yang ilmunya tinggi, banyak orang yang memiliki kekebalan yang katanya sudah teruji, toh akhirnya mereka juga meninggal”

Daud kini telah menikah, kisah lalu masa mudanya kini menjadi pelajaran bagi keluarga dan orang di sekitarnya. “Dunia itu sementara. Yang bisa diharapkan dan menjadi andalan bagi kita untuk pelindung, untuk menyelamatkan kita hanya Tuhan Yesus yang memberikan keselamatan bagi jiwa kita, dunia dan akhirat,” ungkap Daud Supriyo mengakhiri kesaksiannya.

Sumber Kesaksian :
Daud Supriyo              
Sumber : V120717151439
Halaman :
1

Ikuti Kami